Majalah Hindu Raditya
Sabtu, 20 Februari 2021

Sulinggih dalam Sorotan: Ada Sulinggih Cabul Tersangkut Pidana

›
Sulinggih atau pendeta Hindu di Bali belakangan ini mendapat sorotan tajam. Ada yang berbuat cabul, ada yang berbisnis banten dan menyebabka...
Rabu, 29 Mei 2019

#WacanaMpuJayaPrema Bagaimana Menempatkan Bija Dengan Benar

›
Kamis, 16 Mei 2019

Eskatologi dalam Teks Atma Prasangsa

›
 Spiritual membahas hal-hal yang berhubungan dengan kejiwaan; rohani; batin; mental; moral. Spiritualisasi adalah pembentukan jiwa; penjiwaa...
Rabu, 15 Mei 2019

Melatih Melenturkan Pikiran Melalui Buku

›
Membaca buku bukan sekadar bertujuan untuk memperoleh informasi baru tentang berbagai hal atau tidak pula untuk sekadar hiburan di waktu sen...

Membangun Kultur Akademik dan Dharma Canti di STAHN Gde Pudja Mataram

›
Laporan Ida Bagus Pramana Rapat Kerja STAHN Gde Pudja Mataram “From The Ideas To Action” dalam Upaya Moderasi Beragama, Kebersamaan dan Ke...

CANDI LOSARI DI TENGAH KEBUN SALAK PONDOH

›
Laporan Putu Sari, Yogyakarta Mengunjungi setiap Candi Siwa sambil belajar tentang cerita di balik penemuannya menjadi pengetahuan dan pen...

LPSSI dan YNSSI Kembangkan Pendidikan Karakter Untuk Menghadapi Tantangan Jaman

›
 Laporan  Ni Wayan Pariatni Generasi muda adalah asset bangsa yang paling berharga untuk membangun masa depan, tetapi saat ini banyak gene...

Dharmasanthi Nyepi di Kota Palu

›
Laporan  Ni Wayan Pariatni Banyak cara untuk menunjukkan rasa syukur ke Ida hadapan Hyang Widhi Wasa atas datangnya hari raya Nyepi Tahun ...

Sanksi Hukum Kejahatan Paradara Menurut Hindu

›
Paradara, sebuah istilah yang tidak terlalu populer di masyarakat termasuk di kalangan umat Hindu, tetapi istilah tersebut terdapat dalam su...

Laku Semedi Sebagai Tradisi Kebatinan Kejawen

›
 Poniman Memahami tentang budaya kejawen maka perlu diketahui bawa budaya dalam arti yang luas mencakup; ideologi, filosofi, system nilai,...

Mencapai Kemurnian Pikiran dan Perasaan

›
AA Gde Raka Manusia telah memenuhi hatinya dengan perasaan dan pikiran duniawi, ia tidak mampu mengungkapkan dan mengamalkan sifat-sifat k...

Prabu Salya dan Nyanyi Pagi Hari Dewi Satyawati

›
Luh Made Sutarmi Siang hari  itu  udara berdesir lembut, semua  tampak bersinar tertimpa cahaya mentari. Hidup terus berjalan dan tak pern...

Ritual Tidak Dapat Membebaskan Kita dari Penderitaan

›
 Gede Wisnu  Dalam tri kerangka dasar agama Hindu yang terdiri dari, tattwa (filosofi), susila (moralitas), dan upacara (ritual), dimana k...

Ekam Sat Vipra Bahudha Vadanti

›
G.N. Yadnya na me viduh sura-ganah prabhavam na maharsayah aham adir he devanam maharsinam ca sarvasah “Baik para dewa maupun para rsi mul...

Triphala Resep Ayur Weda Sebagai Deteksi Kanker Payudara

›
I Nyoman Tika Pengobatan ayurveda  mulai banyak dilirik orang. Ayurveda adalah kata Sansekerta, yang berarti “kitab suci untuk umur panjan...

Mitologi Tentang Anak-Anak Siwa

›
 Made Budilana Dalam cerita-cerita yang tertuang dalam Purana, Bhatara Siwa dikisahkan memiliki banyak anak dari perkawinannya dengan berb...
Senin, 15 April 2019

Pemilu Serentak Tokoh Agama Tersentak

›
Bulan April pun datang, pemilu serentak pertama di Indonesia. Penuh dengan kerunyaman dengan perseteruan dua kubu yang sangat panjang. Pemuk...

Melayani dan Kirtan, Elemen Terpenting dalam Bhakti-yoga

›
Filsafat Hindu sangat kaya dan luas. Ada yang mengajarkan bahwa Tuhan itu tidak memiliki bentuk. Alasannya karena Tuhan itu tidak dapat diba...

Mengenal Candi Siwa Sebagai Tempat Suci Zaman Mataram Kuno

›
Putu Sari, Yogyakarta Pada kesempatan ini saya sengaja mengangkat tulisan mengenai tempat suci peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dise...

Puja Astawa Selalu Puasa Saat Nyepi

›
Anda yang bergaya hidup modern, yang tidak pernah lepas dari gadget, pasti mengenal wajah Puja Astawa. Itu lho, cowok yang sering muncul den...
›
Beranda
Lihat versi web

Tentang Raditya

Foto saya
Majalah Hindu Raditya
Denpasar, Bali, Indonesia
Raditya berarti Matahari. Majalah Hindu Raditya memakai lambang Omkara dalam standar penulisan internasional, dikelilingi oleh symbol sinar matahari yang dibuat dengan artistik. Berdiri Oktober 1995, penerbitan ini bernama Pustaka Hindu Raditya. Hal ini untuk menyiasati karena saat itu dibutuhkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Dengan nama Pustaka Hindu Raditya, penerbitan ini digolongkan sebagai buku. Setelah SIUPP dihapuskan tahun 1999 namanya diganti menjadi Majalah Hindu Raditya, majalah Hindu pertama di Indonesia. Majalah ini didirikan oleh Putu Setia (sejak 21 Agustus 2009 beliau menjadi pendeta Hindu dengan gelar Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda), seorang jurnalis yang perhatiannya sangat besar bagi kemajuan Hindu. Ia didukung oleh tokoh-tokoh dan para cendekiawan Hindu seperti Dr. I Made Titib, Drs. Ketut Wiana, Agus S. Mantik dan belakangan banyak sekali intelektual dan pemikir Hindu bergabung. Hanya di Raditya ini ditemukan pakar-pakar Hindu yang menuangkan pikiran dan pendapatnya. Kini majalah ini beroplag 9.750 eks dan tersebar di seluruh Indonesia.
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.