Sekarang ini mudah dijumpai orang-orang dengan atribut busana tertentu. Umumnya berbusana putih-putih dengan senteng (kain dililitkan di pinggang) berwarna belang (poleng) putih-hitam. Atau ada juga dengan motof busana berbeda yang umumnya mencolok dan berbeda dengan penampilan masyarakat pada umumnya. Mereka dengan atribut seperti itu sering dikatakan sebagai orang yang “Ngiring.” Lalu, apakah Ngiring itu?
Yayasan Dharmasastra Manikgeni
Sabtu, 25 Maret 2017
Fenomena Ngiring, Antara Spiritual dan Gangguan Kejiwaan
Sultra Targetkan Cetak 100 Sulinggih Tahun 2050
Bertempat di Desa Teposia, Kecamatan Laya, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara dilangsungkan pengukuhan Pandita (sulinggih) dan Geriya pada hari Jumat-Pahing, wuku Sinta, Tilem Kapitu, tanggal 27 Januari 2017 lalu. Sulinggih tersebut adalah Ida Pandita Mpu Dharma Ananda dan Ida Pandita Mpu Istri.
Membatinkan Agama (Dari Seminar Agama dan Budaya)
Bali semenjak dari masa lampau sudah menjadi pusat studi kebudayaan. Hal tersebut berangkat dari banyaknya tradisi, seni budaya di mana Hindu menjadi spiritnya. Terlebih Bali dari dulu memiliki daya tarik tersendiri, dan daya eksotik yang kuat sehingga sangat layak Bali dijadikan pusat peradaban budaya. Tradisi, seni dan budaya tersebut hingga kini tetap bertahan di balik gegap gempitanya arus glokalisasi.
Spiritual Bersifat Misterius, Bukan Heroisme
Swami Krishnananda
Kehidupan manusia dilanda oleh rintangan. Kita menghadapi tantangan dan kesulitan secara terus menerus. Oleh karena itu seluruh aktifitas kita sehari-hari digambarkan sebagai usaha melawan rintangan yang datang dalam berbagai bentuk penderitaan hidup. Saat terbangun di pagi hari kita dihadapkan dengan rasa lapar dan kemudian kita berjuang untuk meniadakan rintangan itu dengan memasak dan makan makanan.
Memaknai Keheningan Nyepi
I Nyoman Sugiarta dan I Ketut Sukayasa
Nyepi adalah sebuah proses pematangan jasmani dan rohani menuju hidup lebih sempurna. Di tengah keheningan dalam pelaksanaan Nyepi adalah bentuk kontemplasi diri dalam upaya mencari hakekat diri yang sesungguhnya. Dengan terus berpacunya roda kehidupan, menuntut adanya flashback sebagai bentuk mengingatkan.
Mewujudkan Bhutahita dan Jagadhita
I Nyoman Agus Sudipta, S.Pd.,M.Si.
Manusia mengalami tantangan yang semakin berat, lebih-lebih dalam perkembangan kehidupan yang semakin modern mengantarkan manusia pada kehidupan yang semakin pragmatis. Banyak tuntutan dan kebutuhan hidup yang semakin kompleks membuat manusia semakin sulit mewujudkan hidup yang sejahtera dan bahagia. Manusia mengabaikan segala bentuk aturan maupun ajaran hidup yang bersumber pada agama.
Simbolisme Angklung dalam Upacara Kematian
Oleh I Ketut Yasa
Angklung yang dimaksud dalam tulisan ini adalah gamelan Kembang Kirang, yang juga dikenal dengan sebutan gamelan Angklung Don Pat (empat nada). Gamelan ini sering digunakan dalam upacara kematian. Apabila ada upacara kematian yang memerlukan karawitan, gamelan angklung don pat hampir selalu digunakan.