Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Rabu, 28 Desember 2016

Workshop Bhagawad Gita di Bogor

Pinandita Sangraha Nusantara (PNS) DKI Jakarta dan Korwil Jabodetabek bekerjasama dengan Yayasan Pura Parahyangan Agung Jagadkarta Gunung Salak Bogor, Yayasan Bhakti Wedanta Indonesia dan Pasraman Bhagawad Gita pada Hari Sabtu tanggal 5 Nopember 2016 menyelenggarakan Workshop dengan tema “Bhagawad Gita Intisari Weda.”

Acara ini digelar di wantilan Pura Parahyangan Agung Jagadkarta Tamansari Gunung Salak Bogor. Peserta workshop adalah para pinandita dari pura-pura di Jakarata, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok, serta umat Hindu yang lain. Tujuan workshop ini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan parapinan ditatentang kitab suci Weda terutama kitab Bhagawad Gita, demikian dituturkan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Pinandita, Gede Suparta dalam sambutannya.
Workshop selama sehari ini dibagi menjadi empat bagian. Yang pertama pembukaan, yang kedua pemaparan oleh narasumber dalam sesi satu, pemaparan oleh narasumber dalam sesi dua, dan pada akhir acara digelar upacara agnihotra. Dalam workshop ini turut hadir dan memberikan paparan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI Prof. I Ketut Windya. Pembiacara dalam sesi pertama adalah I Nyoman Adimandala,  pendiri Pasraman Bhagawad Gita di Indonesia dengan tema Tempat Suci.


Menurut I Nyoman Adimandala tempat suci adalah tempat  yang mampu membersihkan penziarahnya dari kekotoran, baik bibit, bunga dan buah karma buruknya. Katagori tempat suci meliputi; (1) dimana ada orang suci berada, walaupun hanya di sebongkah batu atau sebatang pohon, maka tempat tersebut memiliki kekuatan untuk melebur (memprayascita) dosa penziarahnya; (2) dimana arcavigraha dipuja sesuai standar Weda, maka dipastikan tempat tersebut memiliki kekuatan luar biasa untuk mengahancurkan dosa-dosa penziarahnya;  (3) tempat dimana merupakan perwakilan dunia rohani yang dibawa Tuhan ketika turun berlila di bumi, seperti Vrindavan, Ayodya dan lainnya, maka pasti tempat-tempat tersebut memiliki kekuatan luar biasa untuk menghancurkan dosa-dosa para penziarahnya; (4) dimana sungai Gangga mengalir, maka dosa-dosa akan dihancurkan; (5) dimana nama suci dikumandangkan dan prasadam dibagikan, maka tempat tersebut memiliki kekuatan luar biasa untuk menghancurkan dosa-dosa para penziarahnya;  (6) dimana agnihotra dilakukan, maka tempat tersebut memiliki kekuatan luar biasa untuk menghancurkan dosa-dosa para penziarahnya.
Sesi dua setelah persembahayangan Tri Sandhya dan makan siang diisi oleh dua narasumber, yaitu Ni Ketut Purniti, S.Ag, M.Pd..H., yang membawakan tema “Struktur Kitab Suci Weda” dan I Ketut Gerejed, S.Ag, M.Pd.H., yang membawakan tema “Bhagawad Gita IntisariWeda.” Berikut foto-foto kegiatan workshop di Pura Parahyangan Agung Jagadkarta.
(Dilaporkan oleh Karnadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar