Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Senin, 25 Juni 2012

Karma Yoga di Medan Politik

BR. Indra Udayana

Setiap umat Hindu pasti mengenal Karma Yoga. Tetapi mereka memaknainya secara berbeda-beda. Ada yang memaknainya sebagai bekerja di pura atau mengurus ashram. Ada yang memaknainya sebagai bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Semua pemaknaan itu benar asalkan tujuan dan aktivitasnya untuk kepentingan yang melampaui kepentingan dirinya. Jika seseorang bekerja untuk dirinya sendiri, maka itu bukan Karma Yoga.

Karma Yoga juga dipakai untuk perjuangan politik. Mahatma Gandhi adalah salah satu contohnya, tokoh yang menggunakan Karma Yoga dalam perjuangan politik. Pada Karma Yoga Mahatma Gandhi, ada proses-proses yoga yang dilakukan. Yaitu proses pengendalian diri yang disebut dengan dasa vrata. Salah satu dari dasa vrata adalah “ahimsa” yang berarti tidak menyakiti (tanpa kekerasan). Vrata ini adalah dasar perjuangan, untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu kemerdekaan negaranya.

Vrata adalah hal yang terpenting dalam perjuangan. Jika seseorang tidak melakukan vrata, dia akan goyah dalam mecapai tujuan hidupnya. Politisi sekarang, jarang yang melakukan vrata untuk mencapai tujuan politiknya, sehingga mereka goyah ketika menghadapi berbagai cobaan. Seperti sogokan dan sebagainya. Kegoyahan ini kemudian membuat mereka tergelincir. Ketergelinciran mereka akan membuat mereka semakin jauh dari tujuan-tujuan politiknya.Oleh karena itu, Mahatma Gandhi senantiasa menekankan vrata pada murid-muridnya, sehingga banyak muridnya yang terkenal dalam perjuangan politik.

Salah satu muridnya berhasil memberikan tanah kepada orang-orang miskin dengan gerakan tanpa kekerasan (ahimsa). Beliau mendatangi tuan-tuan tanah untuk memberikan pengertian bahwa persaudaraan jauh lebih mulia daripada kekayaan. Tuan-tuan tanah banyak yang rela memberikan sebagian tanah-tanah mereka untuk digarap. Hal ini merupakan perjuangan yang luar biasa. Karena itu, setiap penganut Gandhi Movement selalu percaya bahwa kekuatan “ahimsa” adalah kekuatan yang luar biasa. Vrata seperti itu adalah vrata dasar yang harus dilakoni oleh seorang yang menginginkan tujuan-tujuan mulia.

Kader-kader partai politik harus meniru hal ini. Mereka perlu memantapkan kader-kadernya dengan vrata seperti itu, sehingga tujuan-tujuan politik yang berupa kesejahteraan sosial tercapai. Generasi muda pun harus juga memegang teguh vrata. Pengendalian seperti itu adalah fondasi dasar untuk mencapai tujuan hidup. Kegoyahan adalah ciri dari generasi muda. Tetapi vrata-vrata akan memantapkan tujuan-tujuan hidup mereka. Jika tujuan hidup telah mantap, mereka akan menatap masa depan dengan cerah. Jadi fondasi dasar dari Karma Yoga adalah vrata. Setelah vrata barulah kerja-kerja nyata dalam berbagai lapangan kehidupan.

Semua yoga membasiskan ajarannya pada vrata. Karena itu, Karma Yoga harus dimulai dengan vrata. Setelah melakukan vrata, kosentrasi pada tujuan-tujuan kehidupan. Kosentrasi ini akan mengantarkan seseorang mencapai tujuan hidupnya. Genersi muda sebaiknya mulai latihan melakukan hal ini dengan kesadaran dan disiplin. Sebab mereka nanti yang akan menjadi kader-kader bangsa dalam berbagai lapangan kehidupan, mulai dari politik, ekonomi dan lain sebagainya. Jika generasi muda telah mantap, maka masa depan akan lebih baik.

Karena itu, ajaran ini sebaiknya mulai dilatih generasi muda. Jika orang melakukan latihan ini, maka tidak akan mengenal letih dalam pekerjaan. Sebab pikiran tidak tertuju pada badan, tetapi bertuju pada tujuan. Badan pun akan mengikuti pikiran karena badan telah terkendali melalui latihan vrata. Jadi, Karma Yoga bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk politik. Mahatma Gandhi adalah contoh tokoh yang menerapkan ajaran ini dalam kontek politik. Generasi-generasi selanjutnya didorong untuk mencoba ajaran ini dalam medan fraksis.
Yoga adalah penyatuan sang Jiwa dan Hyang Kuasa, jadi tidak hanya meditasi dan latihan fisik.

Yoga sebenarnya memiliki pengertian luas. Yoga bagi seseorang yang intelektualnya menonjol adalah “Jnana Yoga”. Yoga bagi seorang perasaannya menonjol adalah “Bakti Yoga”. Sedangkan Yoga bagi seorang yang pikirannya dan perasaannya aktif, adalah “Karma Yoga”. Karma yoga adalah bekerja untuk sesuatu cita-cita yang besar, yang melampaui dirinya. Karena seorang karmin, biasanya tidak akan pernah letih.Setiap orang yang bekerja untuk dirinya sendiri, pasti akan mengalami letih. Tetapi seseorang yang bekerja untuk cita-cita yang melampaui dirinya, tidak akan pernah letih. Hal itulah yang disebut dengan Karma Yoga.

Karena itu, pekerjaan yang mengurus ashram, memperbaiki tempat suci, dan memberikan makan kepada orang miskin, belum merupakan Karma yoga. Karma Yoga adalah usaha yang terus menerus untuk menciptakan kebajikan kepada seluruh umat manusia. Mahatma Gandhi adalah salah satu contoh seorang karmin. Beliau bekerja siang dan malam, tidak mengenal letih. Beliau memperjuangkan sesuatu yang melampaui dirinya, yaitu kemerdekaan India. Pada perjuangan ini, beliau sama sekali tidak menghiraukan kepentingannya sendiri, walaupun setiap orang tidak akan bisa melepaskan diri dari kepentingannya, seperti contohnya makan. “Inilah contoh seorang karmin.”

Seorang karmin, tidaklah sama dengan seseorang yang menginginkan kesempurnaan. Seorang karmin terbuka terhadap kesalahan. Setiap manusia wajar memiliki kesalahan. Kesalahan tersebut tentu harus diperbaiki. Setiap manusia harus bisa berinkarnasi setiap hari, sehingga bisa memperbaiki dirinya setiap hari. Kesalahan masa lalu, harus segera dilupakan. Manusia harus mulai dengan harinya yang baru. Untuk maju bersama-sama dan terus menerus berusaha memurnikan dirinya.

Swami Vivekananda, mengungkapkan bangkit, bangun, kejar cita-citamu sampai berhasil. Hal itu artinya, tidak ada dapat dipungkiri bahwa manusia pernah jatuh. Tetapi yang penting dari kejatuhan, bukan penyesalan. Hal yang sangat terpenting dari kejatuhan adalah kebangkitan kembali. Itulah reinkarnasi manusia. Manusia harus lahir dari kesalahan menuju kebenaran. “Jadi bukan saya tidak percaya dosa. Tetapi lupakanlah itu, bangkitlah dengan kemurnian hatimu.”

Anak-anak muda banyak yang putus asa dalam hidupnya. Hal itu sama sekali tidak benar. Masih banya ada kesempatan. Karma Yoga membuka jalan bagi mereka, untuk bekerja keras lagi bagi kemanusiaan. Karena itu, setiap manusia harus menentukan tujuan hidupnya. Dari tujuan hidup ini, manusia harus bangkit untuk mengejarnya. “Ya tentukan tujuan hidup, gapailah dengan usaha dan doa. Sebagai anak muda memang wajar belum menentukan sikap. Mereka masih mencari-cari tujuan hidup. Proses pengenalan yang lama dengan alam lingkungan, akan menemukan tujuan hidupnya. Proses ini biasanya berjalan di masa Brahmachari. Jika tujuan hidup itu telah ditemukan, kejarlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar