Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Selasa, 14 Februari 2012

Pilkada di Buleleng akan Berdarah-darah?

Laporan Made Mustika

Pemilihan umum (pemilu) kepala daerah di Buleleng, Bali, masih sekitar 3 bulan lagi. Namun banyak yang risau akan pelaksanaan pemilu kada (kepala daerah) tersebut. Sebab, baru saja menginjak tahun 2012, sudah ada gerakan massa dalam bentuk tindakan anarkis pengrusakan rumah. Apabila masyarakat di daerah itu tidak cerdas menyikapi pemilu kada 2012, terbuka kemungkinan akan terjadi pertumpahan darah.
Teropong ini disampaikan oleh Ratu Agung Pancering Jagat, yang oleh para pengikutnya diakui sebagai orang “pintar” atau guru. Nama lengkap dia sebenarnya adalah I Gusti Ngurah Agung Suarnada, beralamat di Jl. Arjuna 4L Singaraja. Tidak sulit menemukan alamat tersebut, karena letaknya di pusat kota Singaraja. Teropong yang dilihatnya itu bukanlah sebuah provokasi atau sengaja memanas-manasi warga Buleleng agar berbuat onar dalam rangka penggagalan pesta demokrasi tersebut. Tidak sama sekali. “Saya tidak memihak manapun. Dan saya sesungguhnya buta dalam politik, bagaikan katak dalam tempurung,” katanya merendah. Jawaban itu terlontar semata-mata karena Raditya memancing lewat sebuah pertanyaan.

Rumahnya itu boleh dikatakan sebagai rumah terbuka bagi siapa saja, sejak pagi hingga malam. Diakui oleh sang tuan rumah, bahwa pintu rumahnya tidak pernah terkunci karena ada saja yang berkepentingan keluar-masuk setiap saat. Apakah itu untuk membuat air panas guna menyeduh kopi, atau istirahat tidur-tiduran, maupun tidur sungguhan setelah lelah seharian melakukan aktivitas. “Rumah ini memang dikenal sebagai pasraman dan ada orang-orang yang menyatakan diri sebagai sisya. Mereka datang ke sini setiap saat, namun saya tak mengajarkan apa-apa kepadanya. Mereka belajar sendiri dengan guru spiritualnya masing-masing lewat alam gaib yang tak kasat mata. Sebab pembelajaran melalui perantara roh,” kata Ratu Agung.

Ketika Raditya bertandang ke rumahnya, hari sudah sore. Mendung tebal menggayut di langit. Belum sampai di rumahnya, langit telah terlebih dulu mencurahkan hujan sehingga membuat bumi bayah kuyup. Ya, Raditya kalah cepat dengan turunnya hujan. Syukur ketika hujan mulai turun, Raditya sudah dekat dengan rumah yang dituju sehingga hanya menimbulkan basah sedikit. Jika telat lagi sedikit, lain lagi ceritanya.

Menyadari suasana dingin, sang tuan rumah menyuguhkan kopi hangat kepada Raditya. Praktis selama dua jam wawancara, hujan meningkahi obrolan itu tanpa sempat berhenti. Dalam wawancara itu, istri Ratu Agung, Noor Endah Pramudji setia mendampingi. Ya, istri Ratu Agung adalah perempuan Jawa yang dikenalnya sewaktu sama-sama menjadi mahasiswa di Solo, Jawa Tengah. Noor Endah berpendapat, dia sama sekali tidak pernah berpikiran akan memiliki seorang suami yang “abnormal”. Dikatakan demikian, karena suaminya kini seolah milik banyak orang, karena melayani banyak umat yang membutuhkan bantuannya. Sehingga waktu dan perhatian suami untuk keluarganya tidak sebesar sebelumnya. Namun demikian Noor tidak ada memperlihatkan sikap menyesal. Mungkin Noor percaya dengan namanya takdir atau suratan tangan. Garis hidupnya memang harus dijalani seperti sekarang ini.

“Sebelum suami ngiring, anak saya yang paling kecil pernah kerasukan. Saat itu anak saya dalam keadaan tak sadar mengatakan, bahwa bapaknya kini bukan lagi miliknya. Ternyata itu isyarat bahwa suami harus berbagi waktu untuk melayani umat,” kata guru di sebuah SMK negeri di Singaraja itu. Proses adaptasi itu telah dilewati dengan baik oleh keluarga tersebut. Mereka telah bisa menerima keadaan suami atau ayahnya menjalani profesi yang dulu tak pernah dibayangkan di benak mereka. Tadinya Noor hanya berpikiran bahwa setelah menikah tahun 1994, punya rumah, punya penghasilan, dan memiliki sejumlah anak-anak untuk meneruskan keturunan. Suatu cita-cita sederhana sebagaimana pengharapan keluarga-keluarga yang lain. Tak lebih dari itu. Namun yang didapati sekarang tak terduga sama sekali.

Ratu Agung mengatakan, bahwa dirinya tidak bisa memberi ramalan siapa yang menang pada pemilukada di Buleleng nanti. Namun siapa pun yang terpilih nanti, keadaan tidak akan berubah total. Hal itu terjadi karena manusia sekarang secara umum telah terlalu jauh terbenam dalam cengkraman maya. Manusia terlalu sering lupa akan kesejatian dirinya. Kama (nafsu), loba, kroda (kemarahan), dan iri hati telah menyelimuti raga manusia demikian tebal. Kemurnian manusia (atma) adalah kunci untuk mengatasi keadaan sekarang. Kemurnian jiwa itu merupakan kunci jawaban untuk menundukkan segala kama, loba, kroda, dan iri hati. Proses ke arah itu bisa dicapai melalui meditasi, misalnya. Tapi di zaman hedonis seperti sekarang ini, siapa yang sudi melakoni meditasi? Ataupun berjapa?

“Namun demikian, bila Buleleng ingin maju, pemimpin terpilih nanti harus memulai dari seni dan budaya. Hanya melalui cara itulah Buleleng akan mencapai kemajuan,” tegasnya.

Selama tahun 2012, menurut teropongnya, di Indonesia akan sering terjadi bencana alam yang melibatkan air, mulai dari banjir akibat curah hujan tinggi hingga terjadi tanah longsor. Apakah Bali terkena juga? Dia tidak dapat memastikan. Pokoknya teropongnya seperti itu. Apa yang dilihatnya itu bukan didapat setelah ada bencana banjir di sana-sini di awal tahun 2012. Informasi lewat alam gaib itu telah didapatnya sejak 2011. Hanya Raditya saja yang terlambat mewawancarainya.

Sebenarnya profesi I GN Agung Suarnada sebelumnya adalah sebagai guru kesenian, khususnya vokalia dan drum band. Dia mengajar di Singaraja dan Denpasar. Namun sejak 2008, sejak mewinten dan bergelar Ratu Agung Pancering Jagat, pekerjaan itu dikurangi. Tadinya ingin berhenti total namun karena pihak sekolah masih sangat membutuhkan, terpaksa diterima dengan catatan jam mengajarnya tidak terlalu banyak.
Keterampilan yang dimilikinya itulah yang mempertemukan kedua insan suami-istri tersebut. Di kampusnya dulu, I GN Agung Suarnada adalah pembina ekstra drum band. Sedangkan Noor Endah merupakan salah satu mahasiswa peserta ekstra drum band. Padahal mereka satu angkatan hanya beda fakultas. Noor Endah menaruh kagum pada diri I GNA Suarnada. Dan karena sering ketemu, jadilah mereka pacaran selama 6 tahun, sejak 1988. Setelah menikah mereka lalu boyongan ke Bali sampai akhrnya memiliki 3 orang anak, dua lelaki dan satu putri. Yang terbesar, putri, sudah duduk di SMA kelas II sedangkan yang terkecil duduk di kelas IV SD. Yang tengah-tengah duduk kls III SMP.
Apakah prosesinya sebagai orang pintar yang dijalani sekarang ini patut disyukuri atau disesali? Ratu Agung tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan itu. Dia hanya mengemukakan bahwa hidupnya kini mengalir bagai air. Ambisi-ambisi material telah banyak melorot. Mereka mengaku tak punya kekhawatiran atas masa depan dan tak menyesalkan atas kehidupan di masa lalu.

Lalu kemampuan apa yang dimiliki Ratu Agung sehingga menyedot perhatian banyak orang? Dia mengaku dinaungi oleh tiga roh tokoh terkenal di masa silam. Siapa? Mereka adalah roh Raja Buleleng pertama Ki Barak Panji Sakti, kemudian sosok proklamator RI Bung Karno, serta mahapatih Gajah Mada. Dijelaskan, banyak orang yang telah datang kepadanya untuk berobat atau menanyakan silsilah keluarga. Mereka yang datang tidak melulu umat Hindu. Tapi juga umat Kristen dan Islam. “Bahkan ada orang yang sudah menyandang hajjah suka datang ke tempat kami. Si hajjah itu mengaku menemukan pencerahan dan kedamaian kala datang ke rumah saya. Saya tak tahu kenapa. Semuanya ini karena Beliau yang di atas, saya hanya menjadi alat-Nya saja,” tandasnya.


Kritik sosial
Di bagian lain dia mengkritik Pemda Buleleng yang selama ini telah menghabiskan dana besar untuk pekerjaan yang dinilai sia-sia. Pekerjaan manakah yang dinilai sia-sia? Tiada lain adalah upacara membayar kaul Raja Ki Barak Panji Sakti. Pada periode silam, Pemda Buleleng melakukan upacara yang menyertakan kerbau “bertanduk emas” dengan berjalan kaki dari Desa Panji (pinggiran kota Singaraja) ke sebuah pura di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan. Belum lama berselang, lagi Pemda Buleleng menyelenggarakan suatu upacara yang mengatasnamakan Raja Ki Barak Panji Sakti. Kali ini menghaturkan sejumlah sesajen hingga melilitkan puluhan meter kain putih di Gunung Batur, Kintamani, Bangli.

“Seharusnya kita pintar-pintar membaca informasi yang disampaikan lewat pawisik. Harus dikupas secara bijaksana. Sebenarnya bukanlah tindakan yang demikian itu yang dimaksudkan oleh beliau. Roh beliau sudah tenang di alam “sana”, tidak memerlukan upacara ini-itu lagi,” katanya.

Mengupas pawisik itu sama seperti membaca penanggalan surya sengkala atau candra sengkala untuk mendapat tanggal, bulan, dan tahun Saka. Misalnya kalau ada kata bumi dalam surya sengkala itu bukanlah berarti alam, tapi angka 1. Demikian seterusnya sehingga dengan cara demikian kita akan mendapat informasi tentang tahun pembuatan sebuah candi misalnya. Karena itu, roh Ki Barak Panji Sakti sambil geleng-geleng mengatakan, mengapa masyarakat Buleleng tidak cerdas-cerdas. Kalau tidak mau belajar dari kesalahan yang sudah lewat, ke depan kemungkinan besar akan terlaksana upacara besar lagi yang mengatasnamakan kaul ki Barak Panji Sakti. “Coba kalau uang yang dipakai untuk upacara tersebut dipakai untuk membantu masyarakat miskin, betapa besar manfaatnya,” ujar Ratu Agung.

Lalu apa arti sebenarnya pawisik-pawisik lalu? Ratu Agung menjelaskan, sebenarnya seluruh pawisik itu adalah bahasa isyarat untuk meningkatkan spiritual masyarakat tanpa harus membuat upacara besar. Dalam bahasa sederhana bahasa pawisik itu dapat diungkapkan dengan kata-kata seperti berikut ini; temukanlah jati dirimu sebagai manusia dan kikis segala ego dan kama yang melekat di badan. Kekacauan sosial yang terjadi belakangan ini karena manusia berlomba-lomba memupuk kama dan ego.

1 komentar:

  1. JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASI






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH

    BalasHapus