Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Selasa, 14 Februari 2012

Padma Bhuwana Nusantara Hanya Hasil Kompromi

Penetapan Padma Bhuwana Nusantara yang disahkan dalam Maha¬sabha X PHDI bulan Oktober la¬lu di Hotel Bali Beach Sanur, ternyata tidak melalui sidang Sabha Pandita. Padahal dalam bunyi ketetapan itu, seolah-olah Sabha Pandita yang menetapkan Padma Bhuwana Nusantara. Penetap¬an ini agaknya dilakukan pada sidang ple¬¬no Mahasabha berdasarkan acuan yang diberikan Panitia (SC) Mahasabha.
Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda yang aktif sebagai peserta dalam Mahasa¬bha itu mengatakan, satu-satunya sidang Sabha Pandita adalah ketika memilih Dharma Adyaksa dan menetapkan Sabha Pandita yang baru. “Selain itu tak ada sidang apapun yang dilakukan Sabha Pandita. Satu-satunya sidang hanya menetapkan Sabha Pandita yang baru dan menunjuk Ketua Dharma Adhyaksa serta wakilnya. Sidang itupun hanya berlangsung sekitar satu jam,” kata Pandita Mpu yang se¬waktu walaka dikenal vokal dengan nama Putu Setia ini.

Menurut Mpu Jaya Prema -- demikian nama yang dipopulerkan di dunia internet -- Panitia (SC) Mahasabha sudah me¬¬nyiapkan materi yang tebal, di situ ada rancangan Padma Bhuwana Nusantara. “Barangkali rancangan itu dibahas oleh Komisi B atau C, lalu disahkan di pleno. Saya tak mengikuti karena sebagian besar sulinggih ikut di Komisi A,” kata Mpu Jaya Prema. “Jadi saya memang tak tahu menahu soal itu.”

Apakah Mpu Jaya Prema setuju adanya Padma Bhuwana Nusan¬tara? Pandita mantan wartawan Tempo ini tak mau menanggapi pertanyaan ini. “Sudahlah, saya sekarang jadi wiku, berpolemik ngotot-ngototan seperti waktu walaka harus saya hindari. Sasana kawikon membuat saya harus tunduk kepada wiku senior, apalagi beliau berstatus nabe,” katanya. Namun, Mpu Jaya Prema ada menyebutkan sedikit uneg-unegnya, Padma Bhuwana Nusantara ini lahir dengan kompromi, mungkin saja meninggalkan bekas luka, atau setelah terbentuk tak berfungsi apa-apa. Tapi, lagi-lagi beliau tak mau menjelaskan apa masalahnya.

Sementara itu, sumber Raditya dari kalangan sulinggih menyebutkan, ide Padma Bhuwana Nusantara ini sudah ada sejak 2 tahun lalu pada saat Paruman Parisada 2009. Idenya datang langsung dari Ida Pandita Sebali Tianyar Arimbawa, Ketua Dharma Adyaksa PHDI. Namun, setiap ada Paruman Agung selalu konsep ini kan¬das karena mendapatkan perlawanan. Perlawanan dari sulinggih tentang apa perlunya Padma Bhuwana Nusantara itu? Sedang perlawanan dari walaka (pengurus PHDI Provinsi) adalah tawar-menawar Pura yang akan dijadikan Padma Bhuwana Nusantara.

Semula Jawa Tengah ngotot mengusulkan Candi Prambanan sebagai pusat Padma Bhuwana Nusantara. Dari sisi politis dan lokasi menguntungkan Hindu. Prambanan dikenal dunia dan sudah boleh dipakai bersembahyang. Namun Pedanda Sebali mengusulkan Pura Kutai dengan alasan, Kutai menjadi titik awal Hindu di Nusantara. Akhirnya kompromi dilakukan, keduanya dibuang, maka gantinya adalah Pura di Palangkaraya.

Begitu pula untuk pura di barat laut, tadinya disebut Pura di Batam yang sangat megah. Namun, Pengurus PHDI Pekan Baru protes karena Batam termasuk bagian dari Kepulauan Riau, semestinya pura di ibukota provinsi yang mewakili. Kare¬na sama-sama ngotot dicari kompromi, keduanya dibuang, diganti Kuil di Medan -- kuil ini tadinya mewakili barat. Karena kuil di Medan pindah mewakili barat laut, maka Pura di Palembang dijadikan wakil barat.

Akan halnya Bali, tadinya diusulkan Tanah Lot yang dipakai, mengingat Pura Uluwatu sudah menjadi Padma Bhuwana Bali. Pura Tanah Lot juga menjadi pura atau kuil Hindu terindah di dunia (lihat Berita Hindu Nusantara). Tapi, ada yang ngotot memasukkan Pura Uluwatu. Pengurus PHDI Bali yang pada dasarnya tak setuju Padma Bhuwana Nusantara ini cuek saja, mau pakai pura yang mana saja terserah. Akhirnya Uluwatu yang ditetapkan. Aneh jadinya, di Padma Bhuwana Bali Pura Uluwatu mewakili barat daya (Dewa Rudra), di Padma Bhuwana Nusantara mewakili selatan (Dewa Brahma).

Ya begitulah “mimpi” membuat Padma Bhuwana Nusantara. Seandainya Padma Bhuwana Nusantara dibahas dalam sidang Sabha Pandita, sudah dipastikan tak akan disahkan, alias menggantung. Barangkali ini menjadi salah satu keunikan -- dan keanehan -- Mahasabha X PHDI yang hasil-hasilnya penuh kontroversial itu.
(Tim Raditya)

1 komentar:

  1. JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASI






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH

    BalasHapus