Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Selasa, 14 Februari 2012

MENJALIN PERSATUAN UMAT DENGAN PADMA BHUWANA NUSANTARA

Nyoman Sedana

Hampir di setiap daerah di seluruh Indonesia atau Nusantara, umat Hindu telah memiliki tempat ibadah, entah berapa jumlahnya yang pasti, mungkin bisa dilihat dari data statistiknya di Parisada Pusat. Masing-masing tempat ibadah berdiri sendiri-sendiri, dan dikelola sendiri-sendiri, alamatnya juga sulit ditelusuri, sehingga umat dalam berkomunikasi sering mengalami kendala.
Saat sekarang dapat dirasakan sendiri, sudah termasuk minoritas, terpencar, dan kurang solid. Berbeda dengan umat dari agama yang lain, tempat ibadahnya telah dikelola secara terintegrasi, sebagai contoh ada Dewan Kesejahteraan Mesjid & Dewan Dakwah, ada Persatuan Gereja Indonesia yang bertugas mengelola tempat ibadahnya sesuai dengan perkembangan/ tuntutan zaman.

Lalu sekarang timbul gagasan, untuk membangun atau mendirikan Padma Bhuwana di Nusantara. Mendirikan bangunan suci masa sekarang, hendaknya disesuaikan dengan tuntutan zaman, meskipun di dalamnya terkandung hal-hal yang mengandung nilai sejarah atau bahkan mistik. Mungkin ada banyak persepsi yang sangat bervariasi yang didapatkan, tergantung dari tujuannya. Ada yang bertujuan mengagungkan dan menstanakan Tuhan, untuk meningkatkan sraddha dan bhakti, ada juga untuk mensejahterakan alam semesta, bahkan sampai dengan yang diluar logika/ pemikiran manusia yang awam. Menurut penulis, mendirikan Padma Buana itu penting, bukan sebatas maksud di atas, tetapi sebagai salah satu sarana untuk menyatu padukan umat Hindu yang ada di Nusantara sejalan dengan filsafat persatuan, “Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, artinya: berbeda-beda Dia, tetapi satu adanya, tak ada kebenaran yang menduakannya.

Dalam mendirikan Padma Bhuwana di Nusantara, hendaknya belajar dari sejarah Hindu pada masa lalu, banyak bangunan suci Hindu yang telah dihancurkan, baik yang ada di India maupun Nusantara. Perjalanan panjang dari agama yang tertua di dunia ini, merupakan pengalaman berarti bagi penganut Hindu atau Sanātana Dharma "Kebenaran Abadi" masa kini, yang jumlahnya sekitar satu milyar, agar selalu tetap waspada. Tidak patut ditanam kebencian “advesta sarva bhutanam” janganlah membenci karena Ia ada dalam setiap nama dan wujud, biarkan hukum karma yang mengeksekusi. Dan telah diketahui dari sejarah, untuk bertahan saja, menolak agama yang diklaim paling benar disebarkan, berapa banyak para brahmana yang telah dibunuh dengan cara tidak beradab, dan berapa juta umat yang telah meninggal dalam peperangan.

Selanjutnya, yang perlu dipertimbangkan dalam mendirikan Padma Bhuwana, tidak bersifat mercusuar (didasari sifat Rajas), dan tidak mengedepankan bangunan fisik. Tidak dimaksudkan untuk menunjukkan kehebatan/ keunggulan terhadap agama yang lain, tetapi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan harus mengerti dan perduli pada lingkungan disekitarnya. Karena akan dapat dijadikan alasan yang destruktif oleh pihak lain yang agresif menyebarkan agamanya. Di samping itu, juga akan memberatkan umat, karena membutuhkan sumber daya yang besar. Mulailah dengan mengidentifikasi bangunan suci yang telah ada, dengan mencari benang merah di setiap daerah, lalu diputuskan bagunan suci yang akan dipilih.

Untuk mencapai tujuan, coba lakukanlah revolusi berpikir, sejalan dengan filsafat ”Simple living high thinking” yang perlu ditingkatkan adalah effektivitas penggunakaan tempat ibadah yang sesuai dengan tuntutan zaman. Para pimpinan umat dituntut lebih inovatif dalam meningkatkan kualitas umat dan soliditas umat, dengan meningkatkan peran penggunaan tempat ibadah. Penggunaan Pura/Kuil di Nusantara yang berada di luar Bali beberapa puluh tahun terakhir sudah diarahkan untuk menjawab tantangan umat yang ada, khususnya untuk meningkatkan kualitas sraddha dan bhakti. Sudah semestinya, harus ada keseimbangan peningkatan jnana dengan pembangunan fisik, sejalan dengan tattwa, susila dan upacara. Yang diperbaiki adalah sistem komunikasi yang baik, sebagai salah satu pondasi untuk meningkatkan soliditas umat.

Lebih lanjut, kenalilah diri dan kenalilah lingkungan di mana kita berada, sehingga kita dapat menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak/warga setempat, karena pada dasarnya orang saling membutuhkan. Hindu mengajarkan umatnya, bukan untuk mempromosikan untuk memperdagagkan keselamatan atau janji-janji surga dengan sekedar pengetahuan teoritis, dan perubahan atribut/identitas lahiriah saja, akan tetapi beragama menurut Hindu adalah kesadaran mendedikasikan diri untuk melayani Tuhan, dan semua ciptaan-Nya, selanjutnya yang menentukan adalah hasil karmanya (perbuatannya) bukan merek kepercayaan. Dengan demikian keberadaan tempat ibadah seperti Pura/Kuil, bisa diterima oleh warga setempat, karena memberikan manfaat buat lingkungannya, bukan sebagai pengganggu lingkungan. Misalkan, umat di Pura/Kuil setempat, aktif memberikan bantuan bencana, bantuan pada orang tidak mampu, berobat gratis, dan sebagainya.

Umat Hindu sangat mengutamakan kedamaian, setiap akhir doa tidaklah sempurna kalau tidak ditutup dengan doa kedamaian. Rasa damai/anti kekerasan, cinta kasih, harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, sebagai contoh, penerimaan pendatang atau tamu di Bali, umat menerima dengan tulus sebagai saudara “semeton” karena Hindu mengajarkan, perlakukanlah tamu sebagai Dewa “Athithi Devoh Bhava” tetapi ternyata disalah gunakan pihak lain, sehingga lingkungan menjadi rusak, bahkan ada yang tega membalas dengan Bom, itu harus diwaspadai.

Akhir kata, semoga dengan didirikan Padma Bhuana di Nusantara, kita akan dapat menjalin persatuan umat, lebih mampu mengasihi seluruh ciptaan-Nya, semoga semua memperoleh kebahagian, semua memperoleh kedamaian, semua memperoleh kebajikan dan saling pengertian, dan semua terbebas dari penderitaan.
(Penulis: DR. Nyoman Sedana, adalah Pendharmawacana, tinggal di Banten)

2 komentar:

  1. Tulisan bapak sangat bermanfaat bagi saya dan mungkin bagi orang lain yang butuh informasi seperti tulisan ini.

    BalasHapus
  2. JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASI






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH






    JIKA ANDA BTUH AGKA GHOIB/JITU 2D.3D.4D YG DI JAMIN TEMBUS 100% DI PTARANG SGP/HKG SILAHKAN SJA ANDA TLP KY bayu DI NO 085 378 038 999 TRIMAH KASIH

    BalasHapus