Wayan Suyasa, putra sulung dari dua bersaudara ini lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar pada 45 tahun silam. Tumbuh di tengah keluarga yang sangat sederhana, sejak kecil ia dididik menjadi anak yang mandiri, bekerja keras dan bertanggung jawab. Sebelum dan setelah pulang sekolah ia harus membantu orang tua jualan daging keliling ke warung di sekitar kampungnya dan membantu bekerja di sawah.
Selepas bangku SMA ia nekat mengikuti jejak pamannya merantau ke Kota Palu dan melanjutkan studi pada Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Subsidi dana yang kurang lancar dari orang tua, ditambah jauhnya jarak ke kampus mendorongnya untuk mencari pekerjaan paruh waktu dengan berjualan telur dari warung ke warung. Setelah tamat dan menjadi sarjana dengan gelar Insinyur tahun 1993, selanjutnya ia bertekad mengembangkan jiwa bisnisnya yang sejak kecil sudah ditanamkan oleh orang tuanya.
Berawal dari penjual telur, Suyasa mulai berkreasi merakit mesin tetas telur puyuh dengan dana bantuan kampus sebesar seratus ribu rupiah. Meja belajar kesayangannya pun menjadi korban dan disulap sebagai perangkat mesin tetas. Usahanya membuahkan hasil dan berkembang menjadi peternakan ayam potong (Broiler).
Seiring perkembangan teknologi dan informasi, sejak tahun 1996 mulailah ia melirik bidang jasa pengetikan computer, photo copy dan penjualan alat tulis dengan menyewa sebidang tanah yang saat ini sudah menjadi miliknya. Buah perkawinannya dengan Ni Putu Srinadi, S.Pd seorang guru di SMA Biromaru, mereka dikarunia seorang putra,Vaisya Aryshandyka, yang kini duduk di kelas dua SMP dan seorang putrid bernama Prayas Dharani Prashanti tengah duduk di SD kelas empat. Dua buah hatinya ini menjadikannya semakin termotivasi dalam mengembangkan usaha.
Dengan selalu bercermin pada kekurangan dan kelebihan dirinya, ia tak pernah bosan untuk belajar, termasuk belajar memahami karakteristik entrepreneurship, di mana seorang pengusaha berangkat dari beragam tipe, dan sukses yang ia raih ini adalah kolaborasi dari beragai tipe yang ada. Menjaga kepercayaan partner dan costumer tetap menjadi fokusnya, sehingga bisnisnya pun merambah ke unit usaha seluler di saat meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi. Tidak lama berselang, produk elektronik dan penjualan computer mulai meramaikan show room-nya yang terletak di kawasan Tanjung Santigi Kota Palu.
Dengan menggandeng leasing lembaga pembiayaan seperti FIF Spektra, Kredit Plus dan Adira, semua ini memberi kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan layanan baik dengan cara cash maupun kredit. Sebagai pemilik sekaligus pimpinan perusahaan, mantan pengurus Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) dan Majelis Pertimbangan KNPI Sulteng ini selalu menyempatkan diri berkecimpung dalam organisasi sosial dan keagamaan, seperti sebagai sekretaris pada Koperasi Sanjiwani, Peradah dan Parisada serta seabrek organisasi lainnya.
Kerajaan bisnisnya yang bernaung di bawah bendera Medion Elektronik ini beberapa kali meraih prestasi penjualan tertinggi, sehingga berhak atas reward yang mengantarkannya berkeliling dunia. Di antaranya ke Meulbourne, Beijing, Sidney, Tianjin dan banyak lagi negara lainnya. Sebagai generasi muda, ia bertekad semakin mengembangkan usahanya, supaya semakin banyak bisa berpartisipasi meringankan beban pemerintah dalam hal membuka lapangan kerja baru yang seluas-luasnya. Apalagi saat ini ia sedang mengembangkan sayapnya di bidang properti berupa tanah dan ruko. Satu moto yang dipegangnya adalah: setiap orang berpeluang menjadi pengusaha yang sukses dengan modal kejujuran dan jeli melihat peluang, berani mengambil sikap serta jangan pernah kehilangan motivasi.
(Wayan Pariatni)
Tweet |
bagus sekali artikelnya pak, seiring kebutuhan hidup meningkat dan ekonomi negara tdk stabil sy juga ini kerja sampingan ternak telur puyuh untuk memenuhi kebutuhan keluarga dipalu,, namun kendala bibit belum dapat sampai sekarang
BalasHapus