Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Selasa, 01 November 2011

STAH Dharmasentana Palu, Sebuah Harapan

Umat Hindu dikota Palu pada tahun 1987 pernah memiliki lembaga pendidikan yang bernama SMA Swastyastu yang berada di bawah naungan Yayasan Swastyastu dengan meminjam lokasi milik mendiang Dr. Djaja yang terletak di Jalan Gunung Timombala, Kelurahan Talise. Pinandita Ida Bagus Wijakusuma ditunjuk sebagai kepala sekolah dan salah seorang tenaga pengajar merangkap penjaga sekolah I Putu Sukarsa. Sekolah ini sempat menamatkan 21 siswa. Kurangnya dukungan umat saat itu dan kurangnya minat untuk masuk di sekolah swasta mengakibatkan sekolah Swastyastu ditutup dan siswa lainnya dipindahkan ke sekolah lain.
Saat ini umat Hindu kota Palu memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak Widyalaya yang terletak di Jalan Zebra III di bawah naungan PHDI Kota Palu. Menurut penjelasan Ketua Yayasan Dharma Kerthi, Dr. Ketut Suarayasa, M.Kes, awal tahun 2008 ada sinyal dari Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama tentang pembangunan SDM di Kota Palu. Sinyal ini kemudian ditindaklanjuti berupa diskusi. Atas saran Dirjen Prof. Dr. Ida Bagus Yudha Triguna, Ms, maka dibukalah kelas jauh Program Magister Kajian Budaya dan Agama bekerja sama dengan UNHI Denpasar dan menghasilkan 19 orang lulusan.

Berbekal lulusan S2 yang siap membantu sebagai tenaga dosen, hal ini semakin memperkuat keinginan untuk membuka program S1 Yayasan Dharma Kerthi, akhirnya membentuk tim perumus dan menunjuk I Wayan Suarsa, S.Pd ,M.Pd sebagai ketua tim. Setelah statuta STAH dan kelengkapan lainnya dipenuhi, akhirnya turunlah tim supervisi dari Dirjen untuk berdiskusi dan sosialisasi terkait kesiapan umat Hindu Kota Palu terhadap pendirian STAH. Sebagai langkah awal, MoU bersama PHDI Sulawesi Tengah, Pembimas Hindu Kemenag Sulteng dan Yayasan Dharmakerti pun dilaksanakan.

Tepat pada bulan Juni 2008 Yayasan Dharma Kerthi Sulawesi Tengah mendapat kepercayaan dari Menteri Agama RI C.q Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi di Sulawesi Tengah melalui Surat Keputusan Dirjen Hindu No.DJ.V/73/SK/2008. Surat ijin ini menjadi babak baru bagi pengembangan SDM Hindu di Sulawesi Tengah dengan berdirinya Sekolah Tinggi Agama Hindu ( STAH) Dharma Sentana.

Sebagai langkah awal, aktivitas akademika STAH terpusat di Nista Mandala Pura Agug Wanakertha Jagatnatha dengan menunjuk Prof. Dr. Ir. Made Antara, MP sebagai Ketua. Atas partisipasi beberapa tokoh umat Kota Palu akhirnya pihak Yayasan berhasil membeli sebidang tanah yang terletak di Bumi Roviga, Kelurahan Tondo untuk lokasi kampus yang baru dimana saat ini pembagunannya sedang berjalan atas bantuan Dirjen Bimas Hindu.

Minat generasi muda untuk menempuh studi agama, baik dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat cukup tinggi. Dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa menunjukkan peningkatan. Untuk angkatan pertama jumlah mahasiswa STAH 42 orang, angkatan kedua 66 orang, angkatan ketiga 39 orang dan sekarang sudah memasuki angkatan ke empat dengan jumlah mahasiswa 61 orang.

Di penghujung tahun 2010, tepatnya 14 Desember 2010, STAH Dharmasentana untuk pertama kalinya berkesempatan mewisuda 46 lulusan S1 program khusus penyetaraan dengan gelar Sarjana Pendidikan Hindu (S.Pd.H) yang dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu, Yudha Tri Guna. Di samping dosen luar biasa, kini STAH memiliki 6 orang tenaga dosen tetap dan sedang berkonsentrasi pada proses Akreditasi. Ke depannya diharapkan pihak akademisi dapat membentuk jurusan yang relevan untuk wilayah Sulawesi Tengah, sehingga output yang dihasilkan bisa diterima di tengah masyarakat.
(Pariatni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar