Laporan Ni Wayan Pariatni
Umat Hindu Kota Palu nampak berbahagia dan berbondong – bondong menuju Gedung Milana Graha Sabha, Pura Agung Wanakertha Jagadnatha Sulawesi Tengah di puncak Jabal Nur Kota Palu tempat di mana terselenggaranya Dharmashanti Nyepi tahun Baru Saka 1933 yang bertepatan dengan malam Minggu 26 Maret 2011. Tidak kurang dari seribu umat Hindu Kota Palu menghadiri acara tersebut. Selain itu dihadiri pula oleh para undangan tokoh agama- agama sahabat, FKUB, Walikota Palu, Kapolda Sulawesi Tengah, Kapolres Donggala dan kota Palu, Lurah Talise, Kementrian Agama Kota Palu dan masih banyak lagi undangan lainnya.
Acara diawali dengan persembahyangan bersama dengan manggala upacara, Pinandita Drs. Ida Bagus Wijakusuma. Pembacaan Sloka suci Weda dan tarian penyambutan Puspanjali persembahan dari Sanggar Seni Puspa Nusantara di bawah asuhan Tjokorda Agung Djaya Semara, SE. adalah acara berikutnya.
Ketua Panitia pelaksana, dr. Putu Melaya, M. Ph melaporkan, beberapa kegiatan pendukung yang telah terlaksana di awali dengan jalan santai yang dilepas langsung oleh Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen. Pol. Drs.Dewa Made Parsana. Juga pertandingan olahraga kategori anak-anak, pemuda dan dewasa umum. Demikian juga lomba busana sembahyang tingkat anak-anak dan aksi sosial berupa donor darah, sumbangan sembako untuk masyarakat di sekitar lokasi melasti serta kebersihan lingkungan sepanjang jalan menuju pura. Lebih lanjut Putu Melaya mengatakan, suksesnya rangkaian acara Dharmashanti ini tidak terlepas dari dukungan moral umat Hindu Kota Palu serta dukungan materil berupa dana dari para sponsor. Di antaranya dari keluarga Dewa Parsana, Kapolres Donggala, para pengusaha muda dan masih banyak lagi donator yang tidak dapat disebutkan secara keseluruhan. Meskipun dana yang terhimpun oleh Panitia melampaui dari yang dibutuhkan, namun Panitia berkomitmen agar Dharmashanti dilaksanakan dalam nuansa kesederhanaan dengan harapan kelebihan dana yang tersisa dari Dharmashanti ini sepenuhnya akan disumbangkan kepada pengempon pura untuk kelanjutan pembangunan gedung Milana Graha Sabha yang telah lama dirintis oleh pendahulu dan saat kini pembangunannya hampir rampung.
Untuk mendalami hikmah Nyepi, maka acara diisi pencerahan oleh dr. Dewa Nyoman Dony Apriadi, M.Si yang intinya menekankan, bahwa perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1933 merupakan tonggak sejarah lahirnya perdamaian dan kasih sayang yang dilandaskan pada Satya (Kebenaran), Dharma (kebajikan), Shanti (kedamaian), Prema (kasih sayang) dan Ahimsa (Tanpa kekerasan).
Sesuai dengan Tema yang diusung pada kesempatan Dharmashanti kali ini, “Dengan Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1933/2011 Masehi kita tingkatkan kebersamaan dalam kebhinekaan untuk mewujudkan Kota Palu sebagai City For All,” Ketua PHDI Kota Palu Ir. Nyoman Dwinda dalam sambutannya menegaskan, bahwa Umat Hindu Kota Palu senantiasa terus berupaya menyukseskan visi pemerintah menjadikan kota Palu sebagai City For All atau kota untuk semua dengan menerapkan konsep Trihitakarana dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan itu, salah satu program pemerintah yang saat ini sedang digalakkan adalah mewujudkan Kota Palu yang bersih dan hijau (Palu Green and clean). Di samping itu Dwinda juga mengajak kepada seluruh Umat Kota Palu agar turut menjaga keamanan berkaitan dengan digelarnya pesta demokrasi pemilukada.
Senada dengan itu, Kementrian Agama Kota Palu dalam sambutannya tak henti-hentinya mengingatkan pentingnya menjaga kebersamaan di bawah naungan tatwamasi, sehingga terwujud keharmonisan dalam kerangka Tri Hita Karana. Pemerintah menghimbau, agar para pemuka agama mengarahkan umatnya untuk kembali kepada kitab sucinya, karena apabila semua umat memahami ajaran agamanya dengan baik dan benar maka akan tercipta kedamaian di muka bumi ini.
Pada sesi terakhir, walikota Palu dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Kota, Drs. Arifin H. Lolo, M.Si menyampaikan rasa syukurnya. “Momen mesimakrama ini telah mempertemukan kita sekalian guna lebih mempererat rasa persaudaraan sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat kota Palu. Pemerintah berharap tradisi membangun disiplin diri sebagai modal utama membangun Bangsa hendaknya terus menerus diasah dan digelorakan, sehingga mampu menjadi kepribadian yang tangguh dalam mengisi pembangunan didaerah ini,” ujarnya.
Didasarkan atas semangat Tri Hita Karana, nilai-nilai Dharmashanti tetap relevan untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, masa kini dan masa akan datang karena mengandung nilai-nilai universal yang dapat dipedomani dalam upaya meningkatkan wawasan kemanusiaan sebagai bangsa yang majemuk. Sebagaimana pendahulu kita mencanangkan sesanti “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna memahami keberagaman masyarakat sekaligus menyadari kebersamaan dalam satu ikatan kesatuan.
Dharmashanti dimeriahkan oleh aneka hiburan seperti peragaan busana oleh anak-anak PAUD Widyalaya, persembahan tari Pamonte yang dikolaborasi dengan gamelan Bali oleh WHDI Kota Palu dan vocal group dari pemuda pemudi Hindu yang diorganisir oleh seksi kerohanian Hindu SMA Negeri 3 Palu. Panitia juga mengumumkan hasil pemenang lomba dan pertandingan sekaligus penyerahan hadiah bagi para pemenang.
Hingga memasuki tengah malam umat semakin banyak berdatangan untuk menyaksikan pertunjukan bondres yang dilanjutkan pementasan Calon Arang yang secara khusus didatangkan dari Pererenan Munggu- Tolai yang berakhir hingga pukul 03.30 dini hari.
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar