Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Rabu, 16 Maret 2011

Politisi Muda Sederhana Pimpin Demokrat Bali Harapkan Kebangkitan dengan Inspirasi Mahabharata

Laporan Suamba

Setiap manusia harus melakukan kewajibannya masing-masing, sebagaimana diamanatkan dalam Bhagawad Gita. Bhagawad Gita menyebutkan: wahai Arjuna lakukanlah kewajibanmu dengan tanpa memikirkan hasilnya. “Demikian juga kami yang baru dilantik akan bekerja keras tanpa memikirkan hasil,” urai I Made Mudarta dalam pidato politiknya pada hari pelantikannya sebagai Ketua DPD Demokrat Bali periode 2011-2016, pada hari Senin, 14 Februari 2011 di Grand Bali Beach, Sanur.
Lebih lanjut, Mudarta menandaskan, bahwa kerja keras adalah ilmu tertinggi bagi pelayanan masyarakat. Dengan demikian, selaku pemegang pucuk tertinggi Partai Demokrat di Bali, pihaknya berharap mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat, terutama dukungan rekan-rekannya, agar bisa sukses menjalankan visi dan misi partai Demokrat di Bali.

Politisi muda asal Jembrana ini menggantikan I Gusti Bagus Alit Putra sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Bali. Pada acara pelantikan dihadiri Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Di sela-sela pidatonya, Mudarta juga menyatakan, bahwa dipilihnya tanggal 14 sebagai hari pelantikan pengurus baru partai Demokrat Bali, karena angka ini adalah merupakan angka persahabatan. Bagi manusia Bali, angka 14 ini pun adalah sangat spesial karena angka tersebut sangat sakral dan telah melalui batas ke 13, yaitu sesuai kisah Ramayana Dan Mahabharata di mana Panca Pandawa dan kisah dari Rama yang menjalani hukuman diasingkan ke hutan. Dari perjalanan tersebut pada tahun ke 14 lah merupakan akhir dari derita yang dialaminya. Demikian juga bagi partai Demokrat, angka 14 tersebut dipilih sebagai angka yang penting di mana konggres-konggres yang diadakan Demokrat pasti memilih angka 14 sebagai hari kegiatannya.

Made Mudarta membakar semangat kader partai dengan yel-yel “Demokrat” dan langsung dibalas kader partai dengan jawaban “Jaya” lanjut hadirin Mudarta mengumandangkan “SBY” dan hadirin menjawabnya dengan “Yes”. Begitu juga manakala Mudarta mengumandangkan nama “Anas”, spontan kader menjawab dengan “Mantap” dan pada giliran nama “Mudarta” dikumandangkan, hadirin menjawabnya dengan “Oke”.

Mudarta menegaskan, bahwa partainya berada di level tertinggi di tingkat nasional, diibaratkan bintang- bintang di antara planet-planet ciptaan Tuhan. “Demokrat adalah bintang, di mana Demokrat berada pada rel yang sudah ada, seperti jangkar semuanya sudah jelas. Demokrat bukan seperti oplet yang bisa disewa setiap saat. Demokrat ibarat kereta api yang mempunyai jalur yang pasti,” ujar Mudarta.

Made Mudarta, pria kelahiran Nusamara, Desa Yeh Mbang Kangin, Mendoyo, Jembrana, pada 28 Nopember 1969 adalah pengusaha percetakan dan property. Suami dari Ni Wayan Sumayani ini adalah mantan Ketua Penjaringan DPRD Provinsi Bali untuk Partai Demokrat pada Pemilu lalu, tapi ia sendir tak ikut mencalonkan diri. Pada Pemilukada Jembrana lalu, DPP Partai Demokrat pernah memintanya untuk maju sebagai bakal calon Bupati Jembrana, tetapi ia menolak, karena Mudarta sendiri tidak ambisi dengan posisi jabatan itu.

Tema acara pelantikan hari itu adalah “Selebrasi Politik Harmoni” yang mengandung harapan, agar semua partai politik hidup rukun di bumi Indonesia. Apa pun partai politik itu, pada prinsipnya semua untuk kesejahteraan bersama sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 45. Untuk memelihara kerukunan antarpartai politik, ia menyodorkan filosofi pelangi. Tak segan-segan Mudarta lantas unjuk kebolehan menyanyikan lagu pelangi-pelangi, sebuah lagu anak-anak. Usai itu ia menegaskan, bahwa pelangi tersebut sebagai sebuah keanekaragaman yang diciptakan Tuhan. Dari keanekaragaman tersebut tercipta berbagai budaya, karakter dan sikap politik. “Kalau satu partai politik mengganggu warga lain berarti telah mengganggu ciptaan Tuhan,” urainya.

Bagi-Bagi Bantuan
Acara pelantikan tersebut diawali dengan tarian penyambutan Garuda Wisnu yang bermakna, bahwa seorang pemimpin yang selalu merangkul rakyat bawahannya dari suku, ras, dan agama apa pun mereka berasal. Setelah sajian tari penyambutan, acara dilanjutkan dengan sambutan kehormatan kepada Pimpinan Partai, undangan dan peserta pelantikan. Kemudian diisi dengan selebrasi paduan suara, yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dipimpin langsung Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Berikutnya disuguhkan Himne Demokrat yang dibawakan oleh anak-anak SMA dan diikuti oleh peserta. Kemudian Sambutan Panitia Acara Pelantikan, IB. Astawa. Astawa mengatakan, acara ini dipilih bertepatan dengan hari valentine day, dimaksudkan untuk menyampaikan rasa kebersamaan dalam kasih bagi sesama kader, juga untuk berbagai partai dan untuk semua masyarakat Indonesia, khususnya Bali. Harapan dari ketua panitia adalah semoga kegiatan ini dapat sukses dan dituntun oleh Ida Sanghyang Widi Wasa, agar mendapatkan Anugerah. Kemudian dilanjutkan oleh pengumuman –pengumuman SK Pengurus yang disampaikan langsung oleh Sekjen Partai Demokrat, Edi Baskoro Yudoyono atau yang akrab di panggil Ibas. Setelah pembacaan SK Pengurus, acara dilanjutkan dengan pembacaan janji pengurus yang langsung dipimpin Ketua Umum Pusat Partai Demokrat yang diisi dengan berfoto bersama.

Acara hari itu semakin meriah dengan sambutan Gubernur Bali dalam hal ini diwakili oleh I.B Sedawa sebagai Staf ahli. Sedawa menyampaikan dengan kepengurusan Partai Demokrat Bali yang baru ini Gubernur berharap, agar apa pun selalu mengedepankan musyawarah dan kebersamaan, agar kehidupan perpolitikan di Bali dapat terealisasi dengan baik dan berbudaya. Gubernur Bali menilai kiprah partai yang ada di Bali saat ini tengah berjalan dengan baik, sehingga kondisi ini harus selalu dipertahankan dengan mengedepankan konsep menyama braya.

Tampil ke podium pada giliran berikutnya, Anas Urbaningrum dengan memberikan pengarahan yang lebih banyak memberi motivasi dan mengulas makna tema “Selebrasi Politik Harmoni”. Ia mengatakan, politik dapat dijadikan penyeimbang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian juga dalam membangun kerukunan kehidupan bangsa salah satunya adalah dengan mewujdukan harmoni, sesuai tema pelantikan hari itu.

Anas juga menyempatkan diri untuk menyinggung kehidupan pariwisata di Bali yang diakuinya sebagai identitas pariwisata nasional. “Pariwisata Bali bukan pariwisata hanya untuk masyarakat Bali, melainkan pariwisata Bali telah diakui sebagai identitas pariwisata nasional,” ungkapnya dengan semangat yang disambut aplaus.

Acara hari itu juga dijadikan Partai Demokrat Bali sebagai ajang menunjukkan kepedulian sosial. Hal ini ditunjukkan dengan penyerahan Bantuan sosial dari seluruh kabupaten, baik anak yang berprestasi dari berbagai kabupaten yang ada di Bali, juga pemain Drama Gong seperti Dolar, demikian juga untuk keluarga yang terkena bencana banjir di Buleleng. Bantuan juga diberikan kepada pelaku seni kerawitan gending Cangak dari Negara, juga pemain terbaik sepak bola Bali yang dicoret oleh PSSI tanpa alasan yang jelas, termasuk sumbangan bagi anak-anak kurang mampu, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar