I Nyoman Tika
Kanker payudara telah menjadi salah satu penyebab utama dari tingginya angka kematian pada kaum wanita. Pada tahun 2015 saja, data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa telah ada 507 ribu wanita yang meninggal dunia akibat kanker payudara. Memang menakutkan, tapi sebenarnya jika ciri-ciri kanker payudara stadium awal bisa dideteksi, bukan tidak mungkin penyakit ini dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui ciri awal kanker payudara sedini mungkin.Sebenarnya sampai saat ini para peneliti masih belum dapat mengetahui secara pasti apa penyebab kanker payudara.
Layaknya kanker lainnya, kanker payudara adalah suatu kondisi ketika sel tertentu bertumbuh abnormal dan tidak dapat dikontrol. Lama kelamaan, sel kanker ini akan menyerang jaringan payudara sehat terdekat dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.
Gaya hidup merupakan kondisi yang sering memunculkan antara lain: Menurut American Cancer Society, gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara termasuk: Obesitas atau kelebihan berat badan. Konsumsi alkohol yang berlebihan, tidak memiliki anak, memiliki anak pertama setelah berusia 35 tahun, mengonsumsi pil KB, menggunakan terapi pengganti hormon.
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan kanker payudara di antaranya:
Pertama, Pembedahan, Bedah konservatif, yaitu mengangkat sel kanker beserta kelenjar getah bening yang terlibat. Mastektomi total, yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker. Modified radical mastectomy (mastektomi radikal yang dimodifikasi), yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker, kelenjar getah bening di bawah ketiak, sepanjang otot pada dada, dan terkadang sebagian otot dinding dada.
Kedua, terapi radiasi, menggunakan sinar-X bertenaga tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel-sel kanker dapat mengurangi risiko kekambuhan. Radiasi umumnya digunakan untuk menghancurkan sel-sel yang lolos operasi. Terapi ini diberikan secara teratur bagi wanita yang berisiko tinggi setelah menjalani mastektomi.
Ketiga, kemoterapi, Kemoterapi adalah terapi kanker menggunakan obat-obatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengecilkan tumor sebelum diangkat. Selain itu, terapi ini juga dapat dilakukan setelah pembedahan untuk mencegah pertumbuhan tumor kembali.
Keempat, Terapi hormon. Terapi hormon adalah jenis terapi kanker dengan menghambat kerja hormon dan mencegah perkembangan sel kanker. Terapi ini efektif hanya pada kanker pada payudara yang sensitif terhadap hormon. Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tipe kanker di payudara Anda.
Kelima, terapi target. Terapi target adalah terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain: Antibodi monoklonal, Penghambat tirosin kinase.Cyclin-dependent kinase inhibitors (penghambat cyclin-dependent kinase). Semakin dini stadium kanker payudara Anda maka semakin tinggi tingkat keberhasilan pengobatannya. Bahkan menurut data dari National Cancer, seseorang yang mengalami kanker payudara stadium satu memiliki peluang untuk bertahan hidup 5 tahun ke depan mencapai 100 persen.
Yoga Asanas dan Terapi Untuk kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis pada wanita di seluruh dunia. Meskipun tingkat kelangsungan hidup terus meningkat, kanker payudara sering dikaitkan dengan tekanan psikologis jangka panjang, nyeri kronis, kelelahan dan gangguan kualitas hidup. Gejala kecemasan, depresi, dan kelelahan terkait kanker umumnya dikaitkan dengan kanker. Kanker pasien semakin banyak menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif, seperti yoga, untuk mengatasi psikologis dan fisik penurunan nilai. Dalam artikel ini, perubahan jangka panjang dari kecemasan, depresi, dan kelelahan pada kanker diperiksa 6 bulan setelah intervensi yoga.
Yoga berasal dari kata “Yuj” yang artinya penyatuan. Penyatuan antara Atman dengan Brahman. Selain badan fisik, pikiran juga adalah masih disebut bentuk materiil. Sehingga yoga juga dapat diartikan berhentinya gerak pikiran, berbeda masalahnya dengan mati badan fisik, tetapi bagaimana merasa mati dalam kehidupan dalam konteks melepaskan keterikatan, sehingga pada akhirnya mampu melakoni karma di dunia dengan posisi tawar sama ketika berada dalam kondisi suka maupun duka.
Adapun tingkatan yoga menurut Rsi Patanjali yakni Panca Yama Brata, Panca Niyama Brata, Asanas, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Semadhi.
Yoga asanas dapat memberikan keringan pada penderita kanker payudara karena latihan spiritual, aktivitas fisik, latihan pernapasan, dan meditasi. Ini adalah terapi komplementer yang umumnya direkomendasikan untuk gangguan terkait kanker payudara dan telah terbukti meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada orang dengan berbagai jenis kanker
Dalam bingkai itu, tampaknya perlu diketahui efek yoga pada kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan fisik, kesehatan mental dan gejala penyakit terkait kanker pada wanita dengan diagnosis kanker payudara yang menerima perawatan aktif atau yang telah menyelesaikan perawatan atau juga dalam fase perawatan yang intensif.
Perlu diketahui bahwa hasil penelitian yoga asanas, merupakan pedekatan baru dalam mengurangi kanker payudara. Hal ini didukung oleh banyaknya temuan ilmiah seperti Cramer, H.,et al., (2017). Bukti penelitian mendukung untuk memberikan rekomendasi yoga sebagai intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dan mengurangi kelelahan dan gangguan tidur bila dibandingkan dengan tanpa terapi, serta untuk mengurangi depresi, kegelisahan dan kelelahan, jika dibandingkan dengan psikososial/pendidikan intervensi. Yoga mungkin sama efektifnya dengan intervensi latihan lainnya dan dapat digunakan sebagai alternatif untuk program latihan lainnya.
Ada beberapa pose yoga Asanas yang direkomendasikan untuk tindakan untuk pencegahan dan pengobatan kanker payudara, yaitu ada 6 : Ardha Matsyendrasana, Virasana, Sethu Bandhasana, Anjaneyasana dan Savasana, berikut adalah penjelasannya sebagai berikut:
(1) Ardha Matsyendrasana. Untuk mengurangi kelehan maka pose Ardha Matsyendrasana ini mengurangi kelelahan dan memberi energi pada tulang punggung karena gerakannya yang setengah memutar. Pose ini mengingkatkan fleksibilitas pinggul dan leher, merangsang jantung, dan menghilangkan racun.
(2) Virasana. Pose ini membentang di bagian lutut dan paha sehingga memberi energi pada kaki yang lelah. Pose ini meningkatkan postur tubuh dan terapi untuk tekanan darah tinggi.
(3) Sethu Bandhasana. Gerakan membentangkan dada ini bisa menguatkan bokong. Tak hanya itu, pose ini mengurangi stres dan depresi ringan. Selain untuk penyandang kanker payudara, pose ini bisa menjadi terapi untuk penderia hipertensi dan
(4) Anjaneyasana. Pose ini berfokus pada gerakan paha yang membentangkan paha ke belakang. Manfaat dari pose ini adalah membangun fokus mental. Selain itu, gerakan pada bahu bisa meningkatkan keseimbangan tubuh. Selain itu, gerakannya juga mengembangkan kesadaran inti dan merangsang organ pencernaan. (5) Virabhadrasana II. Usai menjalani pengobatan, biasanya stamina tubuh pasien kanker payudara akan menurun. Pose yoga ini berguna untuk mengembalikan stamina dan meningkatkan konsentrasi, stabilitas, serta respirasi. Gerakannya juga bisa memperkuat otot dan merangsang sistem kardiovaskul.
(6) Savasana. Pose santai yang biasa dilakukan di akhir sesi yoga ini berguna untuk membuat seluruh tubuh menjadi rileks. Dengan begitu gerakan ini melepaskan ketegangan dalam tubuh, menenangkan pikiran, serta memperbaiki sistem saraf dan kesehatan mental.
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar