Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Rabu, 28 Desember 2016

Kunjungan Dr. Surya Pradnya Ke Sultra Seminar Dana Punia Hingga Praktik Balian

Pada tanggal 28-31 Oktober 2016 lalu, salah seorang dosen IHDN Denpasar, yaitu  Dr. Surya Pradnya melakukan kunjungan ke Sulawesi Tenggara untuk menemui sejumlah umat Hindu disana. Ia yang merupakan dosen teologi IHDN Denpasar dan dosen termuda ini cukup  kreatif dan inovatif dengan moto hidupnya, “Lebih baik berbuat daripada tidak sama sekali.” Adapun kunjungannya ke Sultra kali ini adalah perjalanan menebar dharma.

 Perjalanan dimulai pagi hari pukul 08.00 menuju Bandara Ngurah Rai, setelah check in, Boarding pass dan menunggu di Gate 5, tepat pukul 11.00 Wita tanpa delay pesawat terbang dan tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makasar. Dari Makassar perjalanan udara dilanjutkan menuju Kendari, tepatnya pukul 15.45 Wita  dan tiba di tujuan dalam waktu 55 menit. Saat turun dari pesawat sambutan hangat dirasakan ketika puluhan mahasiswa Kendari yang tergabung dalam organisasi Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) PC. Kendari menjemput di bandara Haluoleo. Kemudian, dalam perjalanan dari bandara menuju rumah umat banyak hal yang diceritakan dari masalah serius sampai masalah pacar, karena Dr. Surya Pradnya masih muda, belum kepala tiga dan belum menikah, sehingga hanya canda tawa dalam perjalanan, sehingga menghapus letih, capek dari Denpasar-Kendari.


Tak terasa perjalanan sudah sampai di rumah salah satu umat dan tampak pengurus KMHDI Kendari telah menunggu di rumah yang berada di seberang Pura Jagadhita. Rumah ini pun menjadi tempat istirahat selama Dharma Yatra Dr. Surya Pradnya di Bumi Anoa. Tuan rumah, yaitu Ida Bagus Kurmaka yang juga salah satu Anggota Bintal TNI, Kendari memberikan sambutan hangat atas kedatangan Dr. Surya Pradnya yang juga Pendiri Hindu Research Center (HRC) dan memberikan fasilitas selama berada di Kendari.
Kendari, 29 Oktober 2016, untuk pertama kalinya  Surya Pradnya menikmati pagi hari di Bumi Anoa, dimana suasana yang begitu damai dengan rutinitas masyarakatnya yang tidak begitu padat. Di Kendari jalan-jalan yang dibuat lebar sehingga tidak menyebabkan traffic jam. Terlebih lagi disambut dengan secangkir kopi susu dan godoh (pisang goreng) yang dibuatkan dengan cita rasa cinta oleh Ibu Dayu, istri dari Ida Bagus Kurmaka, sehingga terasa kembali berada di Bali. Pukul 09.00 Wita, beberapa alumni IHDN Denpasar mendatangi Dr. Surya Pradnya untuk mengajak berkeliling, meninjau serta bertatap muka dengan para alumni yang berada di daerah. Ini adalah aksi spontan menyambut Dr. Surya Pradnya yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni IHDN Denpasar. Setelah diskusi dan persiapan , Dharma Yatra dimulai pukul. 10.00 Wita, lokasi yang dikunjungi adalah Desa Landono.
Menganjurkan Yajna Massal
Setelah menghabiskan sekian waktu, mereka pun  sampai pukul 11.00 Wita tiba di rumah umat yang sedang melaksanakan upacara Manusa Yajna. “Ini adalah Bali rasa Kendari,” ujar Dr. Surya Pradnya dan disambut tawa oleh umat yang telah berkumpul. Diskusi pun berlanjut dan diakhiri dengan makan siang bersama. Pada pertemuan ini Dr. Surya Pradnya berpesan, “Ketika ada di perantauan jangan sampai agama memberatkan religiusitas kita, tapi jadikan spirit Hindu untuk membangun passion dalam berkehidupan, sehingga tercapai keharmonisan,” ujar Doktor Termuda Linier Ilmu Agama ini.
Dharma Yatra berikutnya menuju Desa Mowila, kali ini bertatap muka dengan alumni IHDN Denpasar yang telah memiliki perpustakaan untuk seluruh umat di Kendari, alumni ini bernama Mang Sui. Sambutan hangat menanti kedatangan Dr. Surya Pradnya yang notabena adalah dosen bersangkutan ketika menempuh strata 1 (S1) di jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya, IHDN Denpasar. Rombongan tiba pukul 13.00 Wita dan  dalam kunjungan kali ini Dr. Surya Pradnya langsung meninjau perpustakaanya dan berdiskusi dengan Mang Sui. Sangat mengejutkan karena perpustakaan ini memiliki program yang unik, yaitu setiap pembaca dizinkan gratis membaca seluruh buku. Apabila telah lewat membaca selama satu jam, maka si pembaca diberikan hadiah menarik oleh Perpustakaan. “Jadi inilah satu-satunya perpustakaan yang baik hati,” ujar Mang Sui, pengelola  Perpustakaan Desa Mowila. Pada kesempatan inipun, Dr. Surya Pradnya menyerahkan puluhan judul buku-buku agama Hindu kepada Mang Sui dan berharap, agar seluruh alumni IHDN dapat berkarya dan berbuat, seperti apa yang telah dilakukan Mang Sui kepada umatnya. “Yakini bahwa memberikan pengetahuan jauh lebih utama daripada memberikan materi dan sebagainya, kan itu juga yang tertuang dalam Bhagawadgita, IV. 33,” ujar Dr. Surya Pradnya yang juga dalang Wayang Sakral.
Perjalanan berikutnya pada pukul 14.15 Wita kunjungan bertemu umat di Desa Mowila, pada saat bersamaan ada upacara Pitra Yajna, upacara Ngaben. Di mana salah satu umat meninggal dan beberapa hari kemudian akan dikremasi. Aktivitas keagamaan di Desa Mowila tidak jauh berbeda dengan kehidupan umat Hindu di Bali. Kunjungan Dr. Surya Pradnya disambut oleh warga yang sedang menyiapkan sarana pengabenan dan diskusi pun dimulai. Pada kesempatan ini Dr. Surya Pradnya berpesan, “Jika pelaksanaan upacara keagamaan, semoga dapat dipertimbangkan untuk dilakukan secara massal, seperti memukur, metatah, mewinten, melukat dan sebagainya, selain hal itu meringankan biaya, juga akan mempereraat persatuan di antara umat.” Kunjungan kali ini diakhiri dengan banyaknya oleh-oleh yang diberikan umat yang kemudian ditaruh pada bagasi mobil.
Pakaian Sembahyang Sesuai Adat Setempat

Pada pukul 15.05 Wita, HP pun berdering dan suara pengurus KMHDI terdengar di salah satu alumni. Ternyata ada pemberitahuan acara seminar di Pura Jagadhita akan dimulai. Rombongan pun  berbalik menuju Pura Jagadhita, Kendari dan  rombongan tiba tepat waktu 17.00 Wita. Acara dimulai dengan pembukaan yang berisikan sambutan Ketua PC KMHDI, Ketua PHDI Provinsi Kendari, Bimas Kendari dan dibuka dengan paduan suara KMHDI Kendari. Pada pukul 18.30 Wita, Seminar dimulai dengan tema: “Etika Berbusana Adat ke Pura” yang dibawakan langsung oleh Dr. Surya Pradnya.
Dalam paparannya ia menegaskan,  pakaian yang terpenting sesungguhnya adalah badan fisik manusia yang akan berganti dengan badan baru, sesuai dengan Bhagawad Gita II.2. Ketika manusia tidak melaksanakan dharmanya, maka kemungkinan pakaian pada punarbawa berikutnya bisa menjadi binatang ataupun tumbuhan begitu pula sebaliknya, maka Agama Hindu sesungguhnya tidak terlalu mengurusi masalah berpakaian, karena itu sifatnya budaya. Sehingga jangan heraan jika pakaian umat Hindu di Jawa, Palangkaraya, Sunda tidak seperti di Bali. “Inilah keanekaragaman, karena sesungguhnya baik buruknya berpakaian disesuaikan dengan etika yang diberlakukan di daerahnya masing-masing dan menjadi kesepakatan bersama,” ujarnya. Acara pun dilanjutkan dengan dharma tula dan berakhir pada pukul 21.00 Wita.
Kendari, 30 Oktober 2016 Dr. Surya Pradnya melanjutkan dharma yatra bertemu Ketua dan pengurus PHDI Propinsi Kendari. Pukul 11.00 Wita ia dijemput oleh Sekretaris PHDI Kendari, Made Yogi bersama pengurus PHDI, I Ketut Oka. Pertemuan dilakukan di sebuah rumah makan terapung dengan suasana santai dan kekeluargaan, sampai akhirnya bertemu dengan Ketua PHDI Kendari, I Nyoman Sudiana. Sambil menikmati santap siang, ada beberapa poin yang  Surya Pradnya diskusiakan, seperti membuat fasilitas perguruan tinggi Hindu, masalah keumatan, membuat dana abadi umat, membuat aset-aset lembaga dan sebagainya. Diskusi berhenti, karena tanpa disadari rumah makan yang berada di atas air bergetar keras, ternyata ada gempa yang sangat besar, “Untung kita tidak nyungsep,” ujar Ketua PHDI Kendari, I Nyoman Sudiana, sambil disambut dengan tawa semuanya. Makan Siang pun berakhir, pada pukul 14.15 Wita.
Membangkitkan Pasien Lumpuh
Pukul 16.00 Wita,  Surya Pradnya didaulat oleh umat di Banjar Sindhu untuk memberikan pelayanan pengobatan nonmedis di wantilan Pura Jagadhita kepada seluruh umat. Jadilah Surya Pradnya balian dadakan, karena acara ini tidak ada dalam agenda sebelumnya, meskipun ia tahu sedikit tentang dunia supernatural. Perlahan-lahan umat mulai memenuhi wantilan dan satu persatu umat dicek dengan energi Siwa Durga yang merupakan hasil olah energi Meditasi Guncang Surga Neraka (MGSN). Salah satu umat bernama Subawa yang susah duduk, sakit di seluruh tubuh, kemudian berkat anugerah Bhatara Hyang Guru, Hyang Bhatari Nini, saat itu Surya Pradnya hanya memegang Wayan Subawa dan tiba-tiba berteriak kesakitan, dan seketika itu pun Dr. Surya Pradnya berkata, “Berdiri, Berjalan!” Astungkara! Hari itu pun Subawa bisa merasakan seluruh tubuhnya bebas dari penyakit dan berjalan tanpa sakit seperti biasanya. Ketika ditanya, Dr. Surya Pradnya menjawab penyakit itu bisa disebabkan dari dalam dan luar diri, maka jangan selalu berpikir negative, cemas, takut, tetapi yakinlah kepada Tuhan akan membantu umatNya. Pengobatan diakhiri pada pukul 18.00 Wita.
Bertepatan dengan tilem umat pun melakukan persembahyangan bersama di Pura Jagatdhita, Kendari dan tampak areal pura telah dipadati umat untuk melakukan sembahyang yang merupakan rutinitas umat setiap purnama dan tilem tiap bulannya. Hadir dalam persembahyangan tersebut seluruh pengurus PHDI propinsi Kendari, KMHDI, Anggota Baru KMHDI, pengempon pura dan seluruh umat Hindu se-Kendari. Pada pukul 20.00 Wita, pemangku pura mendaulat kembali Dr. Surya Pradnya memberikan dharma wacana kepada seluruh umat yang berada di pura. Pada kesempatan ini, Dr. Surya Pradnya membawakan materi bertema: Menjadi Sukses, Berkat Dana Punia.  Dalam dharma wacananya ia menyebutkan, siapa pun yang melakukan dana punia terlebih lagi pada sesama umat, maka Tuhan memberikan anugerahnya dan mengembalikan berlipat-lipat dari punianya yang berdasarkan keikhlasan, sesuai dalam teks Sarassamuccaya dan Manawadharmasastra. Dharma wacana ini menjadi tema, karena sesuai dengan program PHDI Propinsi Kendari menerapkan sistem Iuran Wajib Umat Hindu (IWUH) yang telah berjalan sampai saat ini. “Ini adalah program yang luar biasa,” ujar  Surya Pradnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan bersama dan terakhir ia mohon  izin berpamitan kepada umat serta seluruh alumni, KMHDI, PHDI Propinsi Kendari yang sudah memfasilitasi Dr. Surya Pradnya selama berada di Bumi Anoa Kendari.
(Mukti, Humas HRC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar