Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Rabu, 15 Mei 2019

Ekam Sat Vipra Bahudha Vadanti

G.N. Yadnya

na me viduh sura-ganah
prabhavam na maharsayah
aham adir he devanam
maharsinam ca sarvasah
“Baik para dewa maupun para rsi mulia tidak mengenal asal mula, maupun kehebatan-Ku (Sri Krsna), sebab dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan rsi-rsi.”(Bg. 10. 2)

Para dewa dan para rsi yang mulia sekali pun tidak dapat mengerti tentang Krsna. Lalu apa yang sudah dipelajari oleh para rsi mengapa beliau tidak tahu tentang Krsna? Dalam tri-pamana termasuk dalam golongan yang manakah para rsi itu? Ada yang menafsirkan ‘ekam sat vipra bahuda vadanti sebagai – Tuhan hanya satu namun orang-orang bijaksana menyebut dengan banyak nama. Nama Brahma, Wisnu, dan Siva adalah nama lain dari Tuhan satu (ekam sat). Apakah itu benar?

 Tentang Krsna hanya Beliau sendiri yang tahu. Seperti pernyataan dari Arjuna dalam ( Bg. 10. 15): “Memang hanya Anda Sendiri yang mengenal Diri Anda. Oh Kepribadian Yang Paling Mulia (purusa-uttama), Oh Asal Mula segala sesuatu (bhuta-bhavana), Penguasa Semua Makhluk Hidup (bhuta-isa), Tuhan yang disembah oleh para Dewa (deva-deva), Penguasa seluruh jagat (jagat-pate)”  Srila Prabhupada menjelaskan: ‘Tuhan yang mahaesa, Krsna, dapat diketahui oleh mereka yang ada hubungan dengan Krsna melalui pelayanan bhakti, seperti Arjuna dan para pengikutnya. Orang yang memiliki mentalitas asura atau atheis tidak dapat memahami Krisna. Spekulasi mental (jnana-yoga) yang membawa orang-orang semakin menjauh dari Tuhan adalah suatu dosa serius, dan dia yang tidak mengetahui Krsna janganlah mencoba berkomentar atas Bhagavad-gita. Bhagavad-gita adalah pernyataan Krsna sendiri, karena Bhagavad-gita adalah ilmu pengetahuan tentang Krsna, Bhagavad-gita harus dipahami dari Krsna sendiri seperti Arjuna sendiri memahaminya. Bhagavad-gita janganlah didapatkan dari orang-orang atheis.

Mengapa para rsi dan para dewa pun tidak mengenal Tuhan Yang Mahaesa, Sri Krishna? Mengapa ajaran para rsi tidak searah dengan ajaran Krishna? Dalam ajaran Weda ada yang disebut ajaran Smrti dan ajaran Sruti. Menurut Srila Prabhupada sruti artinya “words of God,” sabda Tuhan sedangkan Smrti adalah “about God“, tentang Tuhan. Kebanyakan para rsi dan para dewa adalah pemuja Sankara (Dewa Siva). Bahkan guru kerohanian para dewa, Rsi Brihaspati adalah pemuja Dewa Siwa atau Sripada Sankara. Sedangkan para Waisnava adalah pemuja Sri Krishna atau Sri Wisnu. Sripada Sankara mengajarkan jnana-yoga (kebenaran spekulatif, anumana-pramana) – teori neti-neti, definition by negation, menguraikan dengan penyangkalan adalah sebuah uraian tentang ekam sat (Tuhan satu). Ajaran spekulatif ini yang semarak pada jaman Kaliyuga ini dan menjadikan orang-orang semakin jauh dari kebenaran.

Ekam sat vipra bahudha vadanti, banyak yang menafsirkan ‘Tuhan adalah satu, orang-orang yang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama. Kemudian mereka menerangkan bahwa Tuhan adalah Brahman dan nama-nama para dewa adalah sebutan-sebutannya. Dengan pemahaman ini lalu menerjemahkan Tri Sandhya menjadi Anda dipanggil Brahma, Anda dipangil Siwa dst. Tafsiran ini yang menjadikan umat semakin jauh dari pemahaman yang benar.

Kita mengenal tri-pramana yaitu pratyaksa-pramana, anumana-pramana, dan sabda-pramana. Pratyasa-pramana adalah pengetahuan yang diperoleh melalui (panca) indria. Sedangkan anumana-pramana adalah pengetahuan yang diperoleh melalui logika dan argument atau disebut juga ilmu metafisika, atau filsafat. Atau dengan kata lain apa pendapat orang-orang tentang Tuhan Yang Satu (ekam-sat) atau monotheis. Tetapi apakah pendapat Tuhan Sendiri tentang Diri Beliau inilah yang disebut dengan sabda-pramana. Bhagavad-gita adalah sabda-pramana, Kebenaran yang menurun dari atas, dari Krsna melalui parampara. Sedangkan ajaran anumana-pramana adalah ajaran peningkatan, dari bawah ke atas (aroha-pantha), pengetahuan melalui  logika dan argument.

Ekam zat atau zat tunggal, oleh para beliau yang bijaksana menguraikan dengan teologi  yang  berbeda-beda.  Ada enam ahli filsafat dalam Hindu dengan ajarannya masing-masing.  Rsi Jaimini dengan ajaran karma-mimamsa, Rsi Kapila dengan sankya-darsana (study empiris – studi analisis keberadaan material. Rsi Kanada dengan vaisesika, teori atom. Rsi Astavakra  dengan ajaran nirvisesa-brahman dan rsi Patanjali dengan ajaran yoga-darsana. Ajaran-ajaran oleh para rsi ini diumpamakan seperti orang buta meraba gajah. Ada yang aneh di sini. Di satu sisi beliau-beliau ini disebutkan sebagai orang-orang bijaksana. Dan dari sisi lain beliau diumpamakan seperti ‘orang buta meraba gajah.’  Beliau menolak pemujaan kepada banyak tuhan (politheisme) dan yakin dengan satu Tuhan, ekam-sat (monotheis). Tetapi mereka sendiri menciptakan banyak teori tentang Tuhan. Inilah teori orang-orang bijaksana (vipra). Inilah penjelasan dari ekam sat vipra bahudha vadanti. Tuhan satu (ekam-sat) orang-orang yang bijaksana (vipra) menjelaskan dengan berbagai teori ketuhanan (vada).

Ajaran ini, mengenai pendapat orang bijaksana tentang Tuhan, bersifat universal ada dalam semua ajaran agama. Yang tidak ada dalam agama lain adalah apa pendapat Tuhan tentang Diri Beliau Sendiri. Pendapat Tuhan atau sabda-pramana ini menurun melalui garis perguruan parampara. “Tinggalkan semua jenis dharma dan hanya serahkan dirimu kepada-Ku” adalah kesimpulan ajaran Bhagavad-gita. Kemudian ditegaskan dalam Bg. 15. 15: “Oleh semua Weda Akulah (Sri Krsna) yang harus diketahui.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar