Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Kamis, 26 April 2012

SARVA DEVAMAYI GO-MATA KAMADHENU

Gede Agus Budi Adnyana

Sapi merupakan ibu dari alam semesta, dengan demikian, maka kehidupan ada di sana. Sapi memberikan susu yang melimpah pada kehidupan dan memberikan kemanisan (madhurya) dalam bentuk amrta yang keluar dari susu sapi.

Mahatma Gandhi sendiri menyatakan sebagai berikut: “Sesungguhnya, penjagaan atas sapi-sapi sebagaimana ditetapkan dan diwajibkan dalam agama Hindu adalah hadiah orang Hindu bagi dunia. Hal itu adalah pancaran rasa persaudaraan manusia dengan hewan. Dalam Hindu, sapi adalah ibu, dan memang demikian hakikatnya. Ketika saya melihat seekor sapi betina, saya melihatnya sebagai seorang ibu manusia. Saya menyembahnya dan tetap demikian adanya. Bahkan sapi betina melebihi peran ibu yang sebenarnya, jika ditinjau dari berbagai segi. Pertama, ibu kita hanya memberikan kita susu, selama satu atau dua tahun. Tetapi dia menuntut hikmad dari kita sepanjang umur sebagai balasan atas jasanya. Sementara itu ibu kita, sapi betina memberikan susu selamanya, dan tidak meminta apapun dari kita selain makanan biasa saja. Kedua, jika Ibu kita sakit, maka kita mengeluarkan banyak biaya, sedangkan jika ibu sapi yang sakit, maka kita tidak banyak mengeluarkan biaya. Ketiga jika ibu kita sesungguhnya mati, maka kita dituntut mengurusnya sampai tuntas dan mengeluarkan banyak biaya. Sementara itu, ibu sapi mati, ia tetap memberikan manfaat dari setiap bagian jasadnya, termasuk tulang, kulit, dan bahkan tanduknya. Saya tidak mengatakan ini untuk menegaskan betapa kecil peran ibu yang sesungguhnya, tetapi saya ingin menjelaskan sebab-sebab saya menyembah sapi betina. Sesungguhnya berjuta-juta orang Hindu menyembah dan mengagungkan sapi betina, dan saya mengaku sebagai bagian dari mereka.”

Itu adalah peryataan Gandhi mengenai sapi. Krsna sendiri dalam Bhagavadgita menyatakan: Di antara binatang berkaki empat, Aku adalah sapi…dan di antara Sapi Aku adalah Kamadhenu”. Yang memberikan kenikmatan, kehidupan dan rasa adalah “Kama”, maka secara spesifik sapi yang memberikan susu sebagai amrta kehidupan dinyatakan sebagai pemberi kenikmatan dan rasa kehidupan itu sendiri. Rasa kenikmatan inilah yang merupakan esensi dari setiap keinginan “Kama”, dan bahkan para Dewa sendiri pun tidak dapat lepas dari rasa ini secara keseluruhan. Sebab yakin dan tidak, alam material ini memiliki unsur prakerti yang sejatinya adalah rasa. Oleh sebab itulah, para dewa pun menghormati sapi-sapi layaknya ibu mereka.

Kesucian sapi dikumandangkan dalam Veda sebagai Sarva devamayi go mata, bahwa sapi adalah ibu dari alam semesta. Oleh sebab itulah, dalam konteks ini pun, sapi bukan saja menjadi bagian rasa dari material, namun juga rasa dari alam rohani. Ini tidaklah sebuah praktek bidah dan terkutuk yang sering ditudingkan oleh banyak orang non-Hindu kepada Hindu, yang secara jasmaniah mereka melihat bahwa manusia Hindu menghormati sapi seperti para dewa.

Bahkan dinyatakan sebagai sebuah perbuatan yang “tabu”. Dalam Al-Yahudiyyah fi al-Aqidah wa at-tarikh, karya Ishamuddin Hifni Nashif, sapi dinyatakan tabu bagi orang India. Difinisi tabu sendiri lebih condong pada sebuah hal-hal yang tidak pantas untuk dibicarakan, dilakukan (konotasinya negative dan porno). Sedangkan pada kenyataannya adalah, sapi bukan ditabukan oleh Hindu, melainkan dipuja dan dihormati. Alasan mendasar menyatakan tabu adalah karena manusia Hindu itu sendiri tidak memakan daging sapi. Inilah kekeliruan yang patut untuk diluruskan. Sebab Hindu memuja sapi, menghormati sapi, menyucikan sapi, bukan mentabukan sapi.

Lebih parahnya lagi praktek Hindu demikian dinyatakan sebagai sebuah masyarakat primitif dan menyembah Tuhan binatang. Bahkan praktek ini pun dinyatakan sebagai sesuatu yang suci dan najis sekaligus. Kita akan kesampingkan pendapat dari non-Hindu itu, mengapa? Sebab sadhana dan disiplin setiap agama akan berbeda satu sama lainnya, jika kita berusaha mensejajarkan konsep agama Hindu dengan yang lain, itu adalah hal yang sangat konyol.

Untuk meyakinkan bahwa Hindu harus menghormati sapi, maka saya akan berikan sebuah cerita yang menarik, seorang Jero Mangku Yasa, pernah tidak sengaja melakukan kesalahan fatal. Dia sedang mengendarai sepeda motornya menuju sebuah tempat, dan ketika itu dia melintasi sebuah jalan berbatu dan seekor sapi melewati tempat itu. Jero Mangku ini dengan tergesa-gesa turun dari motornya dan memukuli sapi itu dengan ranting pohon yang tergeletak di jalan untuk menyingkirkan sapi, sebab Jero Mangku ini terburu-buru dikejar waktu.

Kemudian selang beberapa jam, kepala Jero Mangku mulai senat-senut sakit entah kenapa. Sakit itu berlangsung sampai satu minggu penuh, dan obat medis sama sekali tidak mempan. Ketika itu dia bermimpi didatangi seekor sapi putih, dan ingat akan kesalahannya, maka Jero Mangku ini pun kembali menuju pada jalan yang dia lalui, dan ia dapati sapi yang pernah ia pukuli dengan ranting itu tengah merumput. Dengan segera dia bersujud lalu minta pengampunan. Tanpa berselang lama, beberapa saat kemudian sakit kepalanya hilang total.

Saya sendiri pun pernah mengalami hal yang sama, saya pernah tidak sengaja memakan bakso sapi. Akhirnya saya jatuh sakit yang aneh sekali. Obat medis juga tidak berkerja dengan baik, sampai Ida Pandita Istri Kemenuh dari Griya Kaler Beng Gianyar, berkenan mewinten ulang diri saya, dan setelah itu, saya normal kembali. Kekuatan macam apa yang mengendalikan itu semua, padahal itu hanya seekor sapi? Lalau bagaimana mungkin dapat mempengaruhi kesehatan kita?

Inilah yang saya maksudkan sebagai energi traseden dapat menyeberang menuju yang immanen. Saya yakini sekali bahwa sapi adalah ibu, dan layaknya anak sebaiknya kita hanya meminum susu ibu jika ingin sehat. Bukan sang ibu kita sembelih dan kita makan dagingnya. Oleh karena saya bergama Hindu, maka itulah yang saya lakukan, entah yang lain menyatakan saya apa, yang jelas itulah agama Veda, dan Veda menyatakan Sarva devamayi go mata.

10 komentar:

  1. benar-benar gila, lebih gila dari penuja setan

    BalasHapus
  2. Saya rasa pemahaman saudara arif perlu dicerahkan, karena mungkin saat membaca artikel ini diliputi oleh kebencian, sehingga tidak mampu menerima maksud dari artikel ini.

    BalasHapus
  3. wah hehe, berarti umat hindu itu penyembah sapi ya ??? Lalu Tuhannya umat hindu itu siapa ya?? Sapi ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Anonim : saya rasa pandangan sodara anonim perlu dibenarkan ,pandangan yang salah besar sekali untuk umat non hindu zaman sekarang, umat hindu tidak menyembah sapi ,sapi itu suci bagi umat hindu selain suci pula sapi merupakan kendaraan Dewa Siwa untuk itu kita harus menghormati'nya. Menghormati sapi,mensucikan sapi,dan tidak makan sapi bukan berarti sapi merupakan sembahan umat hindu ,Tuhan agama Hindu ialah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau dikenal dengan Brahman dan juga TIDAK ADA satupun sloka ( ayat ) dalam kitab agama Hindu "Weda" yang bertuliskan umat hindu menyembah sapi dan sapi adalah tuhan agama hindu ,berkomentarlah yang baik dan jgn menimbulkan unsur sara karena Damai itu indah.

      ~I Gusti Agung Indra Maheswara,Tabanan Bali

      Hapus
  4. Swastiastu,
    Pandangan yang salah besar bagi umat non Hindu zaman sekarang,Tuhan agama hindu yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa disebut dengan brahman , sapi merupakan binatang suci bagi Umat Hindu karena telah memberikan banyak manfaat kepada kita semua selain itu sapi juga merupakan Kendaraan'nya Dewa Siwa untuk itu umat hindu menghormati sapi dan juga mensucikan sapi, Menghormati sapi dan juga mensucikan sapi bukan berarti sapi itu disembah bagi umat hindu melainkan sapi itu suci bagi pandangan Umat hindu ,sebaiknya kalau berkomentar itu yang baik dan jangan menimbulkan unsur sara antara kita semua,Disemua agama tidak ada yang tidak baik pasti diajarkan kebaikan untuk hidup oleh karena itu kita semua itu adalah umat yang diciptakan oleh Tuhan semua,tergantung umatnya yang menjalani'nya

    BalasHapus
  5. Mohon kata2 diatas itu dipahami secara mendalam dan komentar saya itu juga dipahami dan jangan setelah. Dan jangan setelah membaca artikel diatas menimbulkan unsur kekeliruan terhadap pembaca dan juga jgn menimbulkan unsur kebencian tetapi dipahami dengan baik,jika tidak ada atau yang kurang mengerti boleh ditanyakan dengan bahasa yang baik juga

    ~ I Gusti Agung Indra Maheswara ~

    BalasHapus
  6. Shrus'y anda brfikir jernih sang pncipta mnciptakn brbgi jenis binatang adlh tuk di manfaatkn bukn di agungkn sbb mahluk yg plng smpurna adlh mnusia bukan hewan,low prmslhn anda skt gara2 mkn bakso trus smbuh oleh sapi tu N anda brpndapt bhwa sapi yg mnyembuhkn tu mnurut q salah sbb ksembuhn tu dtng drmn z,maaf dlm segi mngagungkn hewan mnurut q ms bnyk hewan2 yg lain brmaanfaat contoh lebah yg madu'y sgt brkhasiat trus brtnggung jwb mnjga sarang'y knp hrs sapi yg gk kn bs mnjaga kandang'y sndiri,tu low mnurut logika q..coba anda tengok orng non hindu pa da non hindu mkn sapi trus kasus'y speti anda,
    jd brpikir scara logika tu pnting sbb ingat mahluk yg plng smpurna adlh mnusia bukan hewan..manfaatkn hewan tu jika tu brmanfaat bgi kshtn qta bukan mngagungkn..

    BalasHapus
  7. Swastiastu, Mungkin ada benarnya sedikit dari topix diatas karena setau saya orang yang berkasta tinggi seperti Brahmana dan Ksatria atau lebih dikenal dengan keturunan dewa dan raja memang dilarang untuk mengkonsumsi sapi karena mereka mempunyai pandangan yg berbeda menurut kasta mereka karena menurut pandangan agama Hindu sapi merupakan hewan suci yang sangat memberikan banyak manfaatnya dan juga sapi merupakan kendaraan tunggangan Dewa Siwa,kecuali kasta2 dibawahnya yang biasa2 aja memang memiliki pandangan yg berbeda, Agama Hindu hanya menyembah satu tuhan yaitu Sang Hyang Widhi Wasa
    ~ Made Dwipayana

    BalasHapus
  8. Om swastiastu ,mengkomentari tanggapan @logikapost: menurut pandangan Hindu sapi merupakan hewan suci yang harus dijaga karena telah memberikan manfaat yang sangat besar selain itu sapi merupakan tunggangan dewa siwa maka dari itu kita harus menghormati'nya,mensucikan sapi bukan berarti menyembahnya,mengagungkannya atau menganggapnya tuhan ,Agama Hindu hanya menyembah satu tuhan yaitu Sang Hyang Widhi Wasa(Brahman) dan dewa-dewi adalah manifestasi/sinar suci beliau yg diberikan tugas masing-masing .Jadi pandangan umat non hindu selama ini adalah salah mereka berkata hindu menyembah banyak dewa pandangan tersebut salah, Dewa dalam agama Hindu adalah sinar suci Tuhan yg diberikan tugas masing2 dijagat raya ini dan agama Hindu hanya menyembah satu Tuhan yakni Sang Hyang Widhi
    -I Gusti Arjuna Narendra Artha-

    BalasHapus
  9. benar sapi adalah hewan yang berguna, dagingnya dapat dikonsumsi, susunya dapat di minum bahakan sapi dapat digunakan untuk membajak sawah. pertanyaannya, apakah hanya Sapi yang paling berjasa untuk manusia? bagaimana dengan udara? bahkan matahari yang tidak pernah telat terbit di pagi hari dan tenggelam di sore hari?

    BalasHapus