DR. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, M.TP (Ketua PHDI Prov. Sultra)
Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya kita harus dapat menguji secara klinis dengan sebuah analisis yang sudah terkenal sangat manjur yaitu analisis SWOT. Diawali dengan Strenght, yaitu kekuatan umat Hindu di Sulawesi Tenggara. Bagaimana kekuatan umat Hindu di Sulawesi Tenggara itu, jawabanya jelas jumlah penganut nomor dua terbesar, memiliki motivasi yang tinggi selaku pekerja keras, jujur, sabar dan hemat yang merupakan identitas Hindu Bali sebagai aflikasi ajaran Karma Marga dari penganut ajaran sanatana dharma. Telah memiliki pengalaman dalam mengadopsi budaya lokal karena telah tinggal sudah 40 tahun lebih. Selalu mencerminkan perilaku hidup yang sesuai dengan potensi daerah (ekonomi dan budaya). Umat Hindu di Sulawesi tenggara terkenal mudah bergaul dan mudah berasimilasi, kemudian dalam ranah agama terpuji sebagai penganut agama yang taat dan kompak serta nrimo.
Setelah mengetahui kekuatan yang unggul tentunya dalam hukum binari atau rwa bhineda tentunya juga terdapat kelemahan, (weeknesess) umat Hindu di Sulawesi Tenggara, di antaranya, cenderung imperior (koh ngomong), kurang kokoh secara intern, senantiasa mengedepankan perasaan, kurang belajar, dan sulit untuk berubah. Kemudian secara turun temurun umat Hindu di Sultra kurang percaya pada lembaga dana, dapat menilai atau memvonis terlalu cepat, kaku dan percaya diri rendah, mudah curiga dan berprasangka secara intern, dan sebaliknya secara ekstern, serta kurang kompak secara sosial.
Kemudian Peluang (opportunities) dapat diketahui berupa, penerimaan secara ekstern, potensi ekonomi secara umum, dukungan dan fasilitasi pemerintah, ketersedian hukum dan peraturan perundangan, pendidikan dan teknologi semakin maju, demokrasi semakin baik. Kemudian secara klinis ancaman (threat): diantaranya, narkoba, pergaulan bebas, altruis dari setiap kelompok budaya yang terus berbenah, demokrasi praktis, dan kepentingan sesaat, serta konversi agama
Untuk itu Visi umat Hindu di Sultra di tahun 2050 adalah terwujudnya Umat Hindu yang humanis, sejahtera dan profesional. Humanis adalah menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi hubungan sosial yang berimbang, sejahtera berupa pendapatan cukup (kelompok 40 persen) dengan memiliki sraddha dan bhakti. Profesional yaitu pendidikan cukup, pekerja keras, pengembangan diri terus menerus, advokasi dan mendorong kemajuan sesama. Sebagaimana amanat kitab Sarasamuccaya 27, “Karenanya perilaku seseorang; hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, slagi badan sedang kuatnya, hendaklah digunakan untuk usaha menuntut dharma, artha dan ilimu pengetahuan, sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda, contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah, dan ujungnya itu tidak tajam lagi”. Kemudian untuk memperoleh visi tersebut tentunya harus dilakukan dengan gerakan dengan menggunakan amunisi yang tepat agar mengenai sasaran dalam bentuk sebuah misi, yaitu: Peningkatan Sraddha dan Bhakti umat Hindu, peningkatan ekonomi dan peningkatan pendidikan umat Hindu pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan.
Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas pembina umat Hindu, yaitu meningkatkan kesempatan berusaha dan pengembangan investasi serta lembaga ekonomi dan sosial umat Hindu yang ada di Sultra, mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan dan kependidikan Hindu. Tujuan meningkatkan moral dan budi pakerti umat Hindu adalah dengan meningkatkan swadana dan jiwa wirausaha (Interpreneurship) umat Hindu, meningkatkan kualitas, ketangguhan dan daya saing umat Hindu pada berbagai aspek. Program dan kegiatan peningkatan sraddha dan Bhakti umat Hindu berupa; kegiatan pediksaan 100 orang pandita, penyediaan pustaka Suci 5 buah pada setiap rumah tangga, pembangunan pura dan ashram, pembentukan dan penumbuhan dharma gita.
Program Peningkatan ekonomi Umat Hindu yaitu pelaksanaan IWUH (iyuran wajib umat Hindu) dan dana punya secara konsisten. Pembentukan BPR dan koperasi pada setiap kabupaten/kota dan kecamatan. Pembentukan Rumah Sakit, hotel dan jasa lainnya, pemasaran bersama, penyediaan saprodi dan bibit unggul. Penerapan manajemen bisnis/modern dalam pengelolaan aset dan potensi lembaga. Program peningkatan pendidikan umat Hindu adalah dengan cara pendidirian yayasan pendidikan, peningkatan pendidikan formal dan non formal umat Hindu dan penyediaan beasiswa pada setiap jenjang pendidikan, dan peningkatan pendidikan politik umat Hindu.
Dengan sebuah motto umat Hindu Sulawesi Tenggara yang bermoral dalam kekaryaan, dermawan dalam persahabatan, jujur dan tulus mewujudkan kebahagian bersama. Untuk mewujudkan motto tersebut apa yang diperlukan? Ini yang mesti direnungkan, diapresiasi dan diaktualisasikan dalam sebuah action oleh seluruh lapisan umat Hindu di Sulawesi Tenggara, yaitu terwujudnya konsolidasi umat dari tingkat desa sampai ke provinsi, terkumpulnya modal dan pendanaan yang kuat, adanya pengembangan manajemen modern, dan yang terpenting adalah umat Hindu di Sultra harus siap secara mental untuk berubah, serta tidak kalah ketinggalan sebagai garda terdepan adalah adanya pemimpin umat yang visioner. Untuk melancarkan khayalan tersebut tahapan pencapain Grand Design adalah: tahap pemantapan (2011-2021, tahap gerakan (2012-2032, tahap kemapanan (2033-2043), tahap pencerahan (2043-2050), tahap paripurna (2050-seterusnya):
Untuk mencapai keberhasilan itu tentunya tidaklah mudah, berbagai hambatan dalam bentuk puing-puing rintangan dan cobaan pasti datang menghadang sebagai ujian dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan itu. Hambatan yang terjadi di tahun 2050 diantaranya, persaingan mendapatkan figur pemimpin, dari tresna-asih ke sueca-bakti, menurunnya kepercayaan umat akibat manajemen yang tidak bersih, adanya motif pribadi, perkembangan lembaga tidak seimbang dengan peningkatan SDM, dan terjadinya kecemburuan sosial.
Bagaimana profil manusia Hindu yang menjadi impian dalam menyongsong Hindu Sulawesi Tenggara di Tahun 2050? Untuk panduan jawaban adalah, Sri Krisna adalah manusia utama, Gayatri Mantram adalah mantram utama, Madu adalah rasa manis utama, Homa Yadnya adalah yadnya utama, Bhagawad Gita adalah gita yang utama. Manusia utama adalah manusia yang memiliki artha dan menguasai ilmu pengetahuan. Jadi pemimpin yang dibutuhkan oleh umat Hindu di Sulawesi Tenggara adalah pemimpin yang memiliki ilmu pengetahuan, penuh wibawa dan bijaksana, dilengkapi harta dengan ciri kedermawanan serta memiliki semangat ngayah yang tinggi. Untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan itu, tentunya harus dimulai dengan usaha yang gigih, karma baik dan penciptaan lingkungan yang kondusif dengan terkonsolidasinya umat Hindu di Sulawesi Tenggara dengan baik.
Demikian sekilas mimpi indah dan khayalan kelas tinggi yang dituangkan dalam Grand Design Hindu Sulawesi Tenggara 2050. Semoga dapat memberikan sebuah gambaran singkat tentang peluang dan potensi umat Hindu di Sulawesi Tenggara saat ini dan yang akan datang, yang jika di potensialkan akan menjadi gaung dan gema Hindu terbesar kedua setelah Pulau Dewata –Bali, dan akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh umat Hindu di Indonesia. Semoga tercapai cita-cita, harapan dan tujuan terwujudnya Hindu humanis, sejahtera dan profesional dalam nuansa santih dan jagadhita di Sulawesi Tenggara 2050.
Tweet |
osa.sebaiknya mulai sekarang harus wujudkn mimpi tersebut,,, jangan mimpi terlalu lama, buat rumah sakit sekarang... kalau belum ada dana pinjam dulu sama teman-teman hindu yang udah kaya di sultra, kami masyarakat hindu sultra siap akan membayar utang tersebut dengan cara mencicil, maju terus pa ketut puspa, soalne klo mimpi terlalu lama nanti kita lupa bangun dari tidur,,,
BalasHapus