Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Kamis, 15 September 2016

Prenatal Education Dasar Pembentukan Karakter Anak

I Nyoman Agus Sudipta

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dibentuk dan dibina karakternya, sehingga tercipta manusia yang berkarakter mulia. Dalam perkembangan dunia pendidikan, ternyata banyak terlahir generasi-generasi yang rendah secara kualitas dan lemah dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Kecenderungan yang muncul, permasalahan diselesaikan dengan cara-cara kekerasan (anarkis), mudah terpengaruh dan cepat putus asa dengan mengambil jalan pintas.


Permasalahan tersebut disebabkan karena lemahnya penanaman karakter kepada anak. Begitu juga orang tua sebagai pendidik yang pertama, sering mengabaikan tugas, fungsi dan perannya dalam kehidupan anak. Ironisnya orang tua menyerahkan seluruh tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Padahal bila dicermati kembali, berapa lama anak berada di sekolah? Sejauh mana anak mendapat perhatian dan bimbingan guru, bila jumlah anak yang berada di sekolah sampai ratusan? Hal inilah yang sering tidak dipahami oleh orang tua sebagai mitra bersama dari tri sentra pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat) untuk bersama-sama menanamkan hakikat pendidikan bagi anak dalam pembentukan karakternya.

Upaya manusia dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia tidak terlepas dari peran penting pendidikan. Dalam perkembangan pendidikan sekarang dikenal istilah prenatal education yang memberikan gambaran bahwa anak bukan hanya diberikan suatu pendidikan setelah lahir, tetapi semenjak dalam kandungan yang masih berupa janin (jabang bayi) sudah diberikan pendidikan. Istilah prenatal education (pendidikan sebelum lahir) sebagai proses pembentukan watak yang dilakukan sebelum anak itu lahir. Dengan kata lain bahwa prenatal education ini dilakukan secara tidak langsung kepada si jabang bayi melalui proses penciptaan suasana kehidupan orang tua, terutama si ibu agar senantiasa pikirannya tenang, damai dan kehidupan rumah tangganya harmonis. Jadi prenatal education adalah mendidik kedisiplinan orang tua dan kehidupan di sekitarnya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada si ibu yang sedang mengandung, sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan harmonis yang berdampak pada perkembangan janin dalam kandungan.

Mengenai pengaruh suasana kehidupan bagi perkembangan janin dalam kandungan disebutkan tentang percobaan yang dilakukan oleh Prof. Lee Salk yang menerangkan bahwa seorang ibu yang akan melahirkan anak didengarkan musik yang indah dan merdu, maka dilihat dari hasil rekaman denyut jantung si janin menunjukkan peningkatan frekuensi yang semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa janin dalam kandungan menunjukkan reaksi setelah didengarkan suara dari luar rahim. Dengan kata lain kehidupan di luar rahim (kandungan) membawa pengaruh terhadap janin, sehingga secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi perkembangan janin. Maka dari itu suasana pikiran, hati dan perasaan ibu yang sedang mengandung mesti dijaga dan diberikan perhatian melalui cinta dan kasih sayang.

Di samping itu ke dua orang tua mampu mengendalikan diri terutama dalam berpikir, berkata dan berperilaku. Si ibu yang mengandung membiasakan diri untuk membaca kitab-kitab suci keagamaan, membaca buku yang mengandung ajaran kebaikan, kepahlawanan, dan sumber bacaan lainnya yang mengandung nilai-nilai kebenaran. Sumber bacaan yang dapat dibaca seperti kitab Mahabharata dan Ramayana yang banyak mengandung ajaran kebaikan, perjuangan, kepahlawanan, keyakinan dan wujud bhakti.

Disamping itu kebiasaan orang tua (terutama ibu) saat hamil, akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan karakter anak. Bila orang tua sudah terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan positif (seperti membaca), maka secara tidak langsung anak (janin) nantinya terpengaruh terhadap kegiatan tersebut. Inilah bentuk dari penerapan prenatal education (pendidikan anak dalam kandungan) yang dilakukan orang tua dalam upaya membentuk karakter dini anak. Dalam kisah Mahabharata tentang prenatal education terlihat dari tokoh Abimanyu anak dari Arjuna saat masih dalam kandungan ibunya yaitu Subadra senang sekali mendengarkan dan melihat Arjuna sedang mempraktikan strategi perang. Sehingga setelah besar Abimanyu menguasai strategi perang dan mampu menerobos pertahanan musuh, yaitu Kurawa. Tetapi sayang Abimanyu tidak mengetahui cara keluar dari pertahanan (formasi) tersebut, karena ibunya saat dijelaskan tentang strategi keluar dari formasi tersebut, ternyata tertidur. Hal inilah menjadi gambaran tentang peran penting dari prenatal education.

Dalam konteks ritual, pendidikan anak yang masih dalam kandungan (prenatal education) pelaksanaannya diwujudkan dengan upacara yang disebut magedong-gedongan (di Bali) atau mitu bulanin (di Jawa) atau garbhadhana samskara (di India). Garbhadhana samskara atau dalam istilah Bali disebut magedong-gedongan merupakan upacara konsepsi, pembuatan dan penguatan janin dalam kandungan secara spiritual. Upacara ini bertujuan sebagai penyucian secara lahir dan bhatin untuk memperkuat bayi dalam kandungan (tidak mengalami keguguran) dan nantinya setelah lahir diharapkan menjadi anak berkualitas (suputra) yang berguna di masyarakat serta dapat memenuhi harapan orang tuanya.

Pembentukan karakter yang berkualitas melalui garbhadhana samskara (magedong-gedongan) adalah dari dalam kandungan janin diberikan perhatian dan kasih sayang dengan pelaksanaan upacara garbhadhana samskara (magedong-gedongan) agar bayi sehat, kuat, terlindungi serta diciptakan suasana orang tua terutama si ibu perasaannya senantiasa bahagia dan pikirannya tenang. Harapannya adalah anak yang lahir nantinya setelah diupacarai mampu tumbuh menjadi anak yang cerdas, kuat, sehat, dan memiliki budhi pekerti yang luhur dengan karakter yang baik.

Pembentukan anak yang berbudhi pekerti luhur ini diawali dengan pembentukan bibit (benih) dari mulai bertemunya sperma sang ayah dengan ovum ibu di dalam rahim melalui cinta kasih yang dicurahkan oleh kedua orang tuanya. Bentuk prenatal education dilakukan oleh orang tua dengan penanaman pendidikan yang pertama pada anak dengan melakukan hal-hal yang baik ketika masih dalam kandungan. Hal yang utama adalah tumbuh kesadaran dari orang tua untuk menjaga, memelihara dan mampu mengendalikan diri saat hamil, sehingga tumbuh kembang anak (bayi) yang masih dalam kandungan betul-betul baik. Bila hal ini mampu dilakukan oleh orang tua sebagai bentuk prenatal education (pendidikan anak dalam kandungan), maka akan terlahir generasi yang berkarakter luhur, cakap, mandiri dan cerdas. Inilah bentuk pendidikan yang holistik, yaitu dari dalam kandungan sudah diberikan pendidikan dalam wujud prenatal education sebagai bentuk tanggung jawab dan kesadaran orang tua untuk melahirkan generasi-generasi yang berkualitas.
(Penulis, Guru SMK Negeri 1 Abang Karangasem).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar