Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Senin, 20 Mei 2013

Keutamaan Mrityunjaya Mantra

I Gede Wiratmaja Karang

Siwa merupakan Dewa utama dalam agama Hindu, selain Wisnu dan Brahma. Dewa-dewa yang lain juga utama, tetapi yang sering dipuja adalah Siwa, Wisnu dan Brahma. Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra merupakan salah satu mantra yang digunakan untuk memuja Siwa. Kedua mantra ini termasuk mantra utama, penulis pertama mendapatkan mantra ini tahun 2005. Yaitu menginjak semester IV pada Fakultas Dharma Acarya, dari Bapak Made Sugata salah satu dosen Mata Kuliah Yoga II, yang mengajar penulis sewaktu kuliah di IHDN Denpasar kampus Bangli. Masih teringat dengan jelas beliau merapalkan Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra ini di aula Pasraman Gurukula Bangli untuk mengawali gerakan asanas dan mahasiswa mengikutinya, sambil mencatat.
Sebelum menggunakan Mrityunjaya Mantra beliau menjelaskan ada beberapa syarat yang mesti di jalani, yaitu: (1) Mandi yang bersih terlebih dahulu, termasuk membersihkan paha dan kaki; (2) Lakukan dengan serius dan secara kontinyu, secara teratur pada waktu, tempat yang sama; (3) Mantra diucapkan dengan sepenuh hati, boleh dalam hati atau dengan mengeluarkan suara; (4) Ingatlah selalu bahwa tujuan yang terbaik adalah untuk menolong manusia lain atau pribadi sendiri, dan jangan bertujuan buruk kepada manusia atau makhluk lain, karena akan kena diri sendiri; (5) Untuk mempermudah hitungan, agar mempergunakan japamala, tasbih atau yang sejenisnya. Bisa terbuat dari kristal, permata, tulang, kayu atau buah rudraksa; dan (6) Selalu bersabar untuk menanti hasilnya.

Poin-poin di atas ini yang dapat penulis ingat dari wejangan beliau, karena catatan yang penulis punya hilang karena lupa tempat menaruhnya. Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra bermanfaat untuk, panjang umur dan menyingkirkan penyakit, atau penyakit yang susah disembuhkan, sesuatu yang secara terus-menerus membahayakan hidup atau ada ketakutan terus-menerus. Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra dapat membantu manusia dalam menyelamatkan hidup termasuk kasus serangan dari penyakit, kecelakaan dan hal-hal lainya.

Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra ini sangat menguntungkan bila diucapkan secara reguler dan berkesinambungan. Salah satunya adalah dengan mengikuti prosedur di atas. Sehingga hasilnya yang dirasakan adalah sesuatu di luar daya nalar manusia. Karena dalam Kakawin Arjuna Wiwaha dengan Wirama Totaka jelas disebutkan, bahwa jika manusia sudah memiliki niat yang baik, dan mau untuk berusaha pasti akan mencapai apa yang diinginkan. Ada pun kutipanya sebagai berikut:

Sasi wimba haneng ghata mesi banyu, ndan asing suci nirmala mesi wulan, iwa mangkana rakwa kiteng kadadin, ring ngambeki yoga kiteng sakala.

Terjemahanya: Seperti rupa bulan di air yang berwadahkan tempayan, airnya bening tanpa noda berisikan jernih gambar bulan di langit, seperti itulah Ida Sang Hyang Widhi kepada semua makhluk di dunia, Engkau berada dan bersinar terang di setiap orang yang melakukan yoga semadi.

Katemunta mareka si tan katemu, kahidepta mareka si tan kahidep, kawenangta mareka si tan kawenang, paramartha śiwatwa nirawarana. Terjemahanya: Yang tidak kelihatan berhasil dilihat, yang tidak diketahui berhasil diketahui, yang tidak ditemukan berhasil ditemukan, semuanya berdasar ilmu pengetahuan tentang Siwa yang utama yang dapat membuat semuanya bebas halangan dan mencapai keabadian.

Menurut Ida Sira Mpu Nabe Dharmaphala Badjravani, dari Gria Tunggak, Bebandem Karangasem, yang kebetulan penulis sedang mohon tuntunan beliau, makna dari Kekawin Totaka ini, jika dilihat dari arti syair tiap barisnya, diungkapkan bahwa, manusia agar bisa menemukan atau melihat Ida Sang Hyang Widhi dalam berbagai manivestasinya secara nyata, merupakan sesuatu yang sangat sulit. Ida Sang Hyang Widhi diibaratkan seperti bulan, manusia seperti tempayan dan air merupakan segala sifat manusia. Bayangan bulan hanya bisa terlihat pada tempayan yang berisi air yang benar-benar bersih. Jika tempayan berisi air yang kotor atau keruh, sedikit pun tidak akan terlihat bayangan bulan. Begitu juga dengan manusia, jika ingin melihat, menemukan, atau merasakan keberadaan Ida Sang Hyang Widhi, manusia haruslah bersih atau suci secara lahir bathin tanpa adanya sifat keduniawian di dalam diri.

Manusia yakin dan bersungguh-sungguh melakukanya dengan serius maka yang tidak kelihatan akan berhasil untuk dilihat. Manusia akan berhasil mengetahui yang sebelumnya belum dapat diketahui. Demikian juga manusia akan dapat menemukan yang sebelumnya belum dapat ditemukan. Karena semuanya berdasar pada ilmu pengetahuan tentang Siwa yang utama, sehingga dapat membuat semuanya bebas tanpa halangan untuk mencapai keabadian. Untuk mencapai hal ini memang membutuhkan proses yang sangat panjang dan harus diimbangi dengan keyakinan dan kepercayaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi. Mrityunjaya Mantra berasal dari kitab Brihadaranyaka Upanisad, yaitu: Om asato ma sad gamaya, tamaso ma jyotir gamaya, mrtyorma amrtam gamaya. Terjemahanya: Ya Hyang Widhi tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar,dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.

Mantra ini berasal dari kitab upanisad yang penuh dengan makna, dapat dinyanyikan, diucapkan atau dibaca. Upanisad adalah merupakan kumpulan syair-syair yang terakhir dari pada jaman Weda. Ada sepuluh kitab upanisad utama, yaitu Brihadaranyaka Upanisad, Chandogya Upanisad, Mandukya Upanisad, Taittiriya Upanisad, Katha Upanisad, Prasna Upanisad, Kena Upanisad, Isa Upanisad, Mundaka Upanisad, Aitareya Upanisad. Setiap Upanisad dikaitkan dengan Kitab Catur Veda, yaitu Reg Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharva Veda. Dan setiap Upanisad juga memiliki banyak sub-bagian. Pada kitab-kitab upanisad demikian banyak ajaran tattwa, susila dan acara agama Hindu tersimpan. Sedangkan Maha Mrityunjaya Mantra, adalah: Om tryambakam yajamahe sugandhim pusti vardhanam, urvarukamiva bandhanan mrtyor mukshiya mamritat. Terjemahan: Om hamba memuji Swa yang bermata tiga dan menopang tiga dunia, bagaikan bau harum yang semerbak dapat memberikan kemakmuran, sehingga segala rintangan, penyakit dan kematian dapat terhindari. Seperti mentimun matang terlepas dari batangnya akan menjadi pecah berantakan, hanya diri-Mu yang dapat memberikan kebahagiaan.

Maha Mrityunjaya Mantra adalah mantra untuk memberikan perlindungan pada kehidupan tetapi bukan mantra pasupati. Maha Mrityunjaya Mantra sangat berguna dalam mengarungi kehidupan yang demikian beragam pada jaman Kali. Kecelakaan seperti tergelincirnya pesawat lion air, tabrakan kendaraan, gempa bumi, tsunami, karena gigitan ular, sambar petir, kebakaran, kecelakaan di air dan udara dan lain-lainnya. Yang oleh orang Bali disebut dengan Panca Bhaya, yaitu agni bhaya, bayu bhaya, banyu bhaya, harta bhaya, dan atma bhaya.

Menurut pengalaman dalam pengunaan Maha Mrityunjaya Mantra merupakan salah satu mantra utama yang mempunyai daya perlindungan yang besar. Penyakit-penyakit yang dinyatakan tak tertangani secara medis, dapat diobati dengan Maha Mrityunjaya Mantra. Bila Maha Mrityunjaya Mantra dicapkan secara manasika, upamsu atau vacika dan dengan sungguh-sungguh, jujur dan taat Maha Mrityunjaya Mantra merupakan senjata ampuh untuk melawan penyakit-penyakit serta menaklukkan kematian. Maha Mrityunjaya Mantra juga bisa dipakai penangkal ilmu hitam, mengobati bebainan, kemasukan roh-roh jahat atau sejenisnya. Memulai suatu meditasi pada tempat-tempat angker juga sangat ampuh memberikan perlindungan dari ganguan roh-roh jahat. Maha Mrityunjaya Mantra juga sebagai kawaca dari ganguan-ganguan negatif.

Maha Mrityunjaya Mantra merupakan mantra moksa, dari Dewa Siwa. Selain memberi berkah moksa, mantra itu juga memberi berkah 1) kesehatan atau Arogya, 2) panjang umur atau Dirgha Yusa, 3) kedamaian atau Shanti, 4) kekayaan atau Aiswarya, 5) kemakmuran atau Pushti, dan 6) kepuasan atau Tushti. Maha Mrityunjaya Mantra juga bermanfaat untuk penyucian atau penetralisir kekuatan negatif yang menghuni kosmik, dan penetral sarwa mertyu, yaitu penyakit, gering, sasab, mrana, buruk, berbahaya, Dewa Kematian dan lain sebagainya. Filsafat India dalam Samkya Darsana menyebutkan ada penyakit yang disebabkan oleh 1) Adyatmika, merupakan penyakit yang berasal dan dalam tubuh sendiri, termasuk penyakit psiko-somatik, 2) Adhibautika, penyakit yang disebabkan oleh faktor kausa fisik dan luar tubuh, dan 3) Adhidaiwika, merupakan penyakit yang berasal dan takdir, pengaruh planet, musim, dan sebagainya. Maha Mrityunjaya Mantra dapat digunakan ber-japa paling tidak sebelas kali setiap persembahyangan. Penulis hanya tiga puluh tiga kali atau satu putaran tiap pagi dan malam karena kebetulan itu yang penulis punya. Tapi perlu diingat sebelum mengucapkan Mrityunjaya Mantra dan Maha Mrityunjaya Mantra wajib diawali mengucapkan gayatri mantram. ”Om Namo Siwaya Santaya Ya Namah, Om Bam Guhya Ya Namah, Om Namo Bhagawate Ya Namah.”

1 komentar:

  1. Bpk Gede Wiratmaja Karang tyg Ketut Gunawan dari karangasem ada hal yg tyg ingin diskusikan dg bpk apa bila berkenan bisa tyg tau no hp tolong kirim ke email: gunawan.kt29@yahoo.com
    Suksema

    BalasHapus