Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Rabu, 26 September 2012

Ashram Gandhi Puri Gelar Sared Healing Sacred Art

Laporan Sari Dika

Ashram Gandhi Puri Klungkung, pada Sabtu 30 Juni 2012 lalu menggelar kegiatan bertajuk Sacred Healing Sacred Art sekaligus dirangkaian perayaan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno. Kegiatan yang berlangsung malam hari itu di isi dengan menampilkan sejumlah tari khas Sacred Art AGP dan Peresmian Taman Perdamaian Bung Karno oleh Bupati Klungkung DR. I Wayan Candra.

Sacred healing merupakan kegiatan pemurniaan jiwa melalui berbagai kegiatan seperti yoga, meditasi, membuat banten (upakara) termasuk menari dan kegiatan ritual lainnya. ”Semua itu (healing) proses di mana ketika pemikiran suci datang kepada kita, maka di dalam sel-sel akan tumbuh dan terjadi perbaikan sehingga menjadi sehat dan aktif,” kata pembina Ashram Gandhi Puri, DR. I Gede Suwantana. Menurut peraih gelar doktor di India ini, tujuan kegiatan sacred healing adalah memperkenalkan bahwa kegiatan-kegiatan suci seperti tirtayatra, yoga, meditasi, menari, sembahyang termasuk mebanten adalah proses healing. “Kita sebenarnya sudah peraktek (sacred healing) setiap hari, tapi kita tidak tahu atau tidak menyadari itu (kegiatan) sudah ada proses. Kalau kita tahu, maka kita akan dengan murni melakukannya,” tandasnya.

Sacred Healing Sacred Art menampikan tari Bharat Natyam- merupakan tari persembahan kepada Dewa Siwa. Tari Mera merupakan wujud bakti kepada Krisna, tari Siwa Tandawa, tarian Kama menceritakan sejoli yang sedang jatuh cinta dan tari Fire Dance. Penari yang tampil berasal dari ICCR (India) dan Sacred Art AGP.

Pengasuh Ashram Gandhi Puri, BR. Indra Udayana menambahkan, kegiatan serupa diupayakan bisa berlangsung setiap bulan sekali, biar anak-anak muda makin tertarik dan kreatifitas mereka terbangun. Terkait perayaan Bulan Bung Karno, BR Indra Udayana mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan Bung Karno.

“Setelah peresmian Taman Perdamaian Bung Karno, kami akan membangun patung Bung Karno di sini, bantuan (patung) sumbangan dari Pak Bupati (DR I Wayan Candra),” imbuh BR Indra Udayana. Spirit yang terbangun lebih penting lagi adalah membangun kokohnya Persaudaraan, perdamaian, kemanusiaan dan kebangsaan sebagai wujud mengisi kemerdekaan ini dan mengembalikan jati diri dan roh cita-cita Proklamasi serta menjadikan motivator sekaligus langkah menuju kesejahteraan dan keadilan sosial. Taman Perdamaian DR Ir Soekarno yang berada tepat di tengah Ashram Gandhi Puri dipersembahkan sebagai penghormatan dan penghargaan kepada Sang proklamator Bangsa, di mana di bawah patung Bung Karno berada sebuah Stage Pertunjukan untuk Sacred Healing dan Sacred Art AGP.

Bulan Juni bagi Bangsa Indonesia dan Bung Karno sendiri, merupakan bulan yang istimewa karena pada 1 Juni 1945 Bung Karno menyampaikan pidato dan gagasan tentang Dasar Negara Pancasila di hadapan sidang BPUPKI. Sedangkan 6 Juni merupakan tanggal kelahiran Bung Karno dan 21 Juni merupakan tanggal wafatnya Bung Karno. “Inspirasi, ide, pemikiran serta gagasan Bung Karno, hendaknya mampu merevitalisasi kembali 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,” ucap Bupati Wayan Candra.

Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari tokoh-tokoh lintas agama, sejumlah warga asing dari Amerika dan India, serta tokoh masyarakat Klungkung lainnya. BUpati menambahkan, dengan tetap bermodalkan jiwa sosial, dharma, ketulusan, Ashram Gandhi Puri, bisa mendatangkan tokoh-tokoh dunia. Ia merasa bangga karena anak asuh Ashram Gandhi Puri sudah banyak yang sukses. “Sepanjang yang bisa saya bantu, saya akan bantu. Sering-sering komunikasi dengan Pak Bupati, kalau jarang komunikasi Pak Bupati kelupaan karena banyak tugas yang harus dikerjakan,” demikian Bupati Candra mengatakan. Ia melanjutkan, secara filosofi kalau seorang Bagawanta dan Raja bersatu akan ada kedamaian. Pada kesempatan itu Bupati Candra kembali mengingatkan melalui goresan pesannya yang berbunyi ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa-jasa para pahlawannya utamannya Bung Karno”.

Pada hari penutup Bulan Bung Karno, diisi juga dengan dialog mengambil topik Revitalisasi Gerakan Bung Karno dan Inspirasi Mahatma Gandhi Tuk Mengisi Ketahanan Bali. Hadir sebagai pembicara, Senator IG Ngurah Alit Kelakan (DPD RI dari Bali), I Gede Made Sadguna Deputy Direktur Bank Indonesia Bali dan Ida Cokorda Gede Agung (Wakil Bupati Klungkung), yang dipandu langsung oleh BR Indra Udayana pengasuh Ashram Gandhi Puri. Salah satu poin penting dari dialog itu adalah pentingnya usaha dan kemandirian Generasi muda dan penemuan swadharma sebagai kekuatan untuk menjaga nilai-nilai yang ada di Bali sebagai spirit mengisi kemerdekaan. Budaya jengah juga menjadi bagian terpenting selain saling asah asih asuh merupakan nilai Pancasila yang masih relevan dikedepankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar