Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Kamis, 26 April 2012

Pengempon Puri Agung Dharma Giri Utama Metirtayatra ke Puri Ibu Majapahit-Trowulan

Pengurus dan pengempon Paguyuban Dharma Giri Utama bertirtayatra ke Puri Ibu Majapahit-Trowulan dan Pura Mandara Giri Lumajang. Peserta berangkat dari Puri mengunakan 2 bus tanggal 24 Februari 2012 pukul 21.30. Keesokan harinya Rombongan sampai di Trowulan kurang lebih pulul 15.30, kelelahan dalam perjalanan sirna begitu saja ketika mulai memasuki Puri Ibu Majapahit. Ketika memasuki gerbang Puri terlihat beberapa arca serta pusaka-pusaka yang kurang terurus, sarang laba-laba serta debu terlihat menempel di setiap benda di dinding tembok. Namun suasana sejuk masih terasa karena pohon-pohon disekitar candi masih menghijau.

Halaman demi halaman di lewati pandangan masih asik melongok ke sana ke sini memperhatikan bangunan-bangunan di ruang dalam. Sebagian peserta sebelum melakukan persembahyangan asyik menjepretkan kameranya harapan tidak mau melewatkan momen langka ini. Pada akhirnya dengan bimbingan para pengempon Puri Ibu Majapahit dan para mangku dari Puri Giri Utama persembahyangan pun dimulai. Suara kidung, suara genta dan harumnya wewangian dupa menghantarkan pikiran untuk lebih berkonsentrasi melakukan persembahyangan. Sampai akhirnya selesai dan peserta melakukan sujud di altar di mana disingasanakan pratima-pratima Ida Sanghyang Widhi dan peninggalan pusaka leluhur.

Setelah selesai sembahyang peserta melakukan pembersihan diareal Puri dan panitia tirtayatra menyerahkan bantuan dana punia kepada pengempon Puri Majapahit peserta pamit dan bersiap melanjutkan perjalanan ke Pura Mandara Giri Lumajang. Namun sedikit ada hambatan dimana bus kedua mengalami kehabisan bahan bakar, dan ketika hendak melakukan pengisian bahan bakar listrik padam, sehingga harus menunggu berapa lama menungu listrik menyala. Di tengah guyuran hujan yang cukup lebat akhirnya listrik tak kunjung menyala, sehingga timbul inisiatif untuk minta bantuan ke bus pertama yang masih memiliki persediaan yang cukup dan akhirnya perjalanan bisa dilanjutkan. Hambatan tak hanya sampai di sana saja, karena bus pertama mengalami gangguan sampai akhirnya benar-benar mogok dan diputuskan untuk mencari bus lain. Waktu pun terbuang begitu panjang sampai akhirnya panitia rapat dan diputuskan untuk pulang ke Bali dan membatalkan jadwal ke Pura Semeru. Keajaiban pun muncul, karena bus tiba-tiba bisa dinyalakan dan beberapa saat ada informasi kalau Gunung Semeru sedang siaga satu karena aktifitas letusan Gunung Semeru. Akhirnya peserta memahami fenomena hambatan ini dan kembali ke Bali. Dan berencana melakukan persembahyangan di Pura Segara Rupek-Gilimanuk.
(Aa.nanda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar