Jumat, 11 November 2016

Pemuda Hindu Wajib Belajar Keras dan Bekerja Keras

Tantangan Bangsa Indonesia di masa depan membutuhkan hadirnya konsorsium kepemimpinan nasional dalam tiga kelompok, yaitu pemimpin politik, pemimpin masyarakat, dan pemimpin ekonomi. Kepemimpinan pemuda sebagai iron stock mensyaratkan sistem pembangunan kepemimpinan yang komprehensif pada OKP (Organisasi Kepemudaan).


Sistem pengembangan pendidikan tersebut dilakukan untuk memenuhi kompetensi kepemimpinan pemuda. Proses pengembangan kepemimpinan pemuda dapat dilaksanakan dengan berbagai jalur pendidikan, pelatihan dan pengembangan, baik formal, informal maupun aktivitas lapangan. Jadi muatan pengembangan kepemimpinan pemuda tidak hanya berbicara tentang “belajar keras” tetapi bekerja keras, berproses dan bertanggung jawab sedari kecil. Sehingga ketika menjadi pemimpin terarah pada filosofi memimpin yang benar.
Kepemimpinan pemuda diharapkan menjadi pemimpin negeri tidak hanya menjadi obrolan kopi sore. Mengingat tantangan pemuda sekarang ini begitu krusial dalam berbagai hal. Banyak pemuda yang tidak peduli dengan kehidupan bangsanya. Dimulai diri sendiri untuk berani dalam mengambil sebuah tindakan, selangkah lebih maju untuk melakukan suatu perubahan-perubahan yang nantinya berkontribusi untuk masyarakat banyak. Sebagai organisasi kepemudaan, Peradah Bali ingin mewujudkan jiwa kepemimpinan. Namun, harus dalam kerangka waktu tahunan atau lebih. Peradah Indonesia secara sadar sebagai bagian bangsa ini secara berkesinambungan melaksankan pembinaan pemuda baik secara formal maupun informal.
Sebagai wujud kontribusi Peradah terhadap kemajuan bangsa, Peradah Indonesia Bali melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Daerah (Pakemda) khususnya kepada pemuda Hindu Indonesiadalam mewujudkan generasi yang berkualitas dan berkarakter. Kelak, harapan bangsa dan ujung tombak dari bangsa ini adalah pemuda-pemuda yang berkarakter, memiliki idealisme tinggi, loyalitas terhadap bangsa serta jiwa nasionalis yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan ideologi Bangsa Indonesia.
Kegiatan yang dilaksanakan ini bernama “Pelatihan Kepemimpinan Daerah (Pakemda) Bali” Tahun 2016. Pada kesemapatan ini tema dari Pakemda tersebut, yakni    “Cintai Daerahmu, Cintai Negerimu.” Tema ini diangkat dalam kegiatan Pakemda Bali, karena pentingnya seorang pemimpin memiliki rasa cinta dan kepedulian terhadap daerahnya sendiri, jika seorang pemimpin di dalam dirinya telah dibentuk sikap sadar maka rasa memiliki akan daerah kelahirannya semakin kuat. Adapun yang menjadi dasar dari kegiatan Pakemda Peradah Bali ini antara lain, hasil dari Lokasabha DPP, Rakerda dan juga Program Kerja Peradah Provinsi Bali Tahun 2016.
Kegiatan PAKEMDA ini bertujuan untuk dapat (a) mempererat rasa persaudaraan antar peserta khususnya pemuda Hindu, (b) meningkatkan wawasan tentang filosofi memimpin yang benar, (c) menjadikan pemimpin muda masa depan yang berlandasakan ajaran Hindu dan mencetak pemimpin-pemimpin Hindu yang berkarakter. Dalam menciptakan seorang pemimpin tidak cukup hanya pemimpin yang cerdas, pintar ataupun hebat dalam berdiplomasi. Hal utama yang paling penting dalam membentuk seorang pemimpin adalah karakter dan moralitas yang berbudi pakerti luhur. Karakter seorang pemimpin dapat kita lihat dari perilakunya.
Dengan demikian kegitan Pakemda Bali  diselenggarakan selama 3 hari, pada tanggal 30 Septembern - 2 Oktober 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan Pakemda Bali  adalah di Hotel Zizz Convention. Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Peradah Bali ini secara resmi dibuka oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, oleh Prof. Dr. I Ketut Widnya, Ph.D.
Kesuksesan acara ini tentu berkat kekompakan teman-teman panitia di Peradah dalam menyukseskan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Ketua panitia pelaksana dari kegiatan ini adalah Dewa Nyoman Alit Swastika, S.Sos.H, dan juga semangat dari Ketua Umum Peradah Indonesia Bali, Ida Ayu Made Purnamaningsih, S.Sos.H., beserta seluruh pengurus Peradah Bali Tercinta. Di samping itu, kesuksesan acara ini juga tidak lepas dari arahan dan bimbingan serta motivasi dari seluruh Dewan Penasehat Peradah Bali, yang tidak henti-hentinya memberikan kami bantuan moril serta materiil. “Untuk itu, kami sangat ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dewan penasehat dan seluruh pihak yang telah membantu kami dalam terselenggaranya kegiatan Pakemda  ini selama tiga hari,” sebut Alit Swastika.
Adapun13 pemateri dalam kegiatan itu antara lain sebagai berikut: Sayu Ketut Sutrisna Dewi, (enterpreneur dan Kemandirian Pemuda), Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, S.E, (Pengalaman membangun Bisnis Kaori Group), Prof. I Ketut Widnya, Ph.D,(Kepemimpinan Hindu), A. A Ngurah Wirawan (Manajemen Organiasi), Ida Bagus Ketut Susena (Manajemen Konflik dam Teknik Diplomasi), Ida Bagus Rai Wijaya Mantra (Kepemimpinan yang Efektif), Prof. I da Bagus Yuda Triguna (Sharing Penguatan Jaringan), Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet (Kehidupan Beragama di Indonesia, Kerukunan Umat Beragama), I Wayan Semara Cipta (Teknik Rekrutmen, Konsolidasi, Mobilisasi Masa, Orasi, Agitasi dan Propaganda serta Advokasi, Taktik dan Strategi Perjuangan), I Gede Made Sadguna (Manajemen Kegiatan dan Anggaran Organisasi), I Komang Agus Widiantara (Persidangan dan Teknik Memimpin Sidang), Ida Ayu Made Purnamaningsih (Penulisan Artikel/ makalah), I Wayan Koster (Kebijakan Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan).
Semua pemateri di atas, hadir pada saat memberikan materi PAKEMDA PERADAH Bali. Seluruh peserta PAKEMDA sangat antusias dan juga sharing bersama dengan pemateri.  Adapun peserta PAKEMDA ini, diikuti olehseluruh DPK (Dewan Pimpinan Kabupaten) Se-Bali dan juga kami mengundang untuk turut serta beberapa OKP Kepemudaan Hindu diantaranya, KMHDI Bali, FPMHD Udayana dan juga JPD (Jambore Pemuda Denpasar). Tujuan kami dari mengundang OKP Hindu yang lain adalah untuk memperkenalkan lebih dalam dan dekat kepada seluruh pemuda-pemuda Hindu tentang organisasi PERADAH itu sendiri.
Kegiatan Pakemda ini mendapat apresiasi yang luar biasa dan sangat baik dari Dirjen Bimas Hindu, Prof. I Ketut Widnya, Ph.D, Beliau sangat mendukung segala kegiatan yang menyangkut tetang kepemimpinan Hindu terutama di masa muda. Hal ini beliau tegaskan, karena generasi mudalah yang ke depan akan menentukan nasib bangsa ini. Hal yang paing utama harus dibentuk adalah karakter dan moral yang baik, untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, seorang pemimpin yang bijaksana sebelumnya harus mampu untuk memimpin dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri dimaksudkan disini adalah dapat mengendalikan segala indera (hawa nafsu)  dalam menjalani sebuah kehidupan. Di samping itu, menjadi pemimpin di zaman sekarang yang keras ini (kali yuga), hal yang harus dipegang teguh adalah sebuah kejujuran dan tulus iklhas dalam melakukan pengabdian. Seorang pemimpin dalam agama Hindu sendiri, memiliki tatanan nilai serta konsep kepemimpinan Hindu yakni bersumber pada ajaran Asta Brata, diharapkan kelak pemimpin-pemimpin Hindu yang lahir nanti dari kegiatan Pakemda ini adalah pemimpin muda Hindu yang benar-benar berkarakter, militan, dan idealis. Dengan demikian, untuk ke depan maka Hindu akan memiliki pemimpin-pemimpin Hindu berkatrakter untuk dapat memperkuat kehinduan kita di Indonesia ini.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar