Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Jumat, 11 November 2016

Lulusan Lembaga Pendidikan Agama Hindu Jangan Hanya Hafal Sloka

Di era globalisasi seperti saat ini minat masyarakat untuk mempelajari atau kuliah di kampus agama Hindu memang masih rendah tidak seperti halnya kampus lainnya. “Untuk itu, sebagai perguruan tinggi yang baru, STAH Mpu Kuturan harus memacu diri untuk turut memberikan kontribusi penting dalam menyukseskan pembangunan dan pembinaan umat,” ucap Gubernur Bali  Made Mangku Pastika saat memberi kuliah umum di STAHN Mpu Kuturan pada Sabtu, 8 Oktober 2016 lalu.


Pada kesempatan tersebut ia pun  mengajak seluruh jajaran kampus STAHN Mpu Kuturan untuk ikut bertanggung jawab atas seluruh proses pendidikan dalam upaya pembentukan karakter generasi muda hindu atau mahasiswa hindu untuk menjadi insan yang intelektual.
 “Saya berharap, kampus ini  tidak hanya mencetak lulusan bergelar sarjana saja, akan tetapi mencetak lulusan yang beragama. Tidak hanya bisa menghafalkan sloka-sloka dan lainnya, tapi mengetahui, mengerti, memahami dan menjalankan ajaran agama itu sendiri. STAH dan Lembaga pendidikan tinggi Hindu lainnya harus mampu mencetak generasi muda Hindu yang mampu memantapkan kehidupan umat beragama dan juga mampu menyebarluaskan paham Hindu serta mampu membuat orang juga ikut beragama,” ujarnya.
 Ditambahkan Pastika, dalam kerangka pembangunan Nasional, STAH Mpu Kuturan memiliki tanggung jawab untuk membangun kualitas sumber daya umat dan kehidupan beragama bagi seluruh umat Hindu.
 Menurut Pastika sebagai komunitas umat yang minoritas di tanah air, eksistensi umat dan agama hindu sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan kualitas kehidupan sosial-keagamaannya. Hal tersebut akan ditentukan oleh peran kampus-kampus Hindu dan lembaga pendidikan Hindu lainnya.
 “Hindu yang minoritas akan semakin mengecil, untuk itu menjadi tanggung jawab kita semua untuk mengantisipasi ancaman ini. Belum lagi di tengah semangat dan semarak umat melaksanakan ritual keagamaan, mereka memikul beban ekonomi yang sangat berat untuk membiayai setiap kegiatan keagamaan,” pungkas Pastika.
 Orang nomor satu di Bali tersebut juga mengatakan jika mahasiswa sebagai intelektual muda harus mampu mengembangkan diri melalui inovasi dan kreasi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof. Dr. I Made Suweta mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur Pastika di kampus yang dipimpinnya untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa beserta jajarannya. Menurut Suweta, sejatinya Pastika dijadwalkan hadir pada 26 September 2016 untuk memberikan kuliah umum, namun dirinya mengerti baru hari ini bisa terwujud karena kesibukan Gubernur Pastika. Suweta berharap, apa yang telah disampaikan Gubernur Pastika bisa dijadikan pelajaran untuk ke depannya.
 Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Inspektur Provinsi Bali, Ketut Teneng, Karo Humas Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, dan Kadisdikpora Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar