Laporan Agung Pertu
Mengharukan dan sangat membanggakan, ketika salah seorang putra Bali berada di tengah orang-orang besar di seluruh dunia dan guru guru suci yang hadir dalam acara penganugrahan Jamnalal Bajaj Award. Acara ini digelar pada Senen,7 November 2011 bertempat di Gedung Yashwantrao Chavan Centre, General Jagannath Bhonsale, Mumbai, India.
Orang Bali yang turut diundang dalam acara terhormat itu adalah Agus Indra Udayana (BR Indra Udayana) yang akrab dipanggil Gus Indra. Ia adalah salah satu penerima anugerah International Jamnalal Bajaj Award untuk Promoting Gandhian Values outside India through Education,Humanitarian Service and Spiritual Healing for Peace, yang diserahkan oleh tamu kehormatan dan juga tokoh spiritual Hindu terkenal India, Pujya Morari Bapu. Penghargaan sejenis sebelumnya pernah juga diberikan kepada tokoh tokoh besar dunia termasuk DR. Nelson Mandela pada tahun 1990, MR A.T Ariyaratne, Prof Johan Galtung dan Arcbishop Desmond Tutu yang peraih Nobel Perdamaian mendapatkan Jamnalal Bajaj Award tahun 2000. Dari penghargaan yang sudah pernah diberikan selama 24 tahun ini untuk International Jamnalal Bajaj Award, Gus Indra adalah penerima Award termuda sepanjang sejarah, di mana rata-rata penerima Award di atas 60 tahun.
Penghargaan yang diberikan setiap tahun ini adalah sebagai salah satu penghormatan terhadap kebesaran gerakan yang pernah dilakukan Mahatma Gandhi untuk kemanusiaan, dan mampu menginspirasi dunia sebagai gerakan tanpa kekerasan. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh dari luar India yang konsisten meragakan Spirit Mahatma Gandhi.
Agus Indra Udayana (BR Indra Udayana) adalah putra dari pasangan Guru Ketut Oka dan AA Ayu Aryani Oka. Pria kelahiran 6 September 1969 ini adalah Pengasuh Ashram Gandhi Puri yang menerima penghargaan tahun ini bersamaan dengan tiga orang lainnya dari India. Jamnalal Bajaj Award yang sudah diberikan sejak 1988 adalah sebagai salah satu perhatian dari Jamnalal Bajaj Foundation terhadap Pegiat gerakan kemanusiaan pada pekerjaan konstruktif, aplikasi ilmu dan teknologi untuk pedesaan, membangun dan mensejaterakan perempuan serta award sebagai penyebar nilai - nilai dalam ajaran Gandhi, perdamaian dan kemanusiaan yang secara khusus memang diberikan kepada masyarakat di luar India yang tahun ini diberikan kepada Agus Indra Udayana.
Penghargaan ini diberikan karena Agus Indra telah banyak berkiprah lewat perjuangan dan pengabdiannya yang konsisten pada nilai ajaran Mahatma Gandhi. Pada penyerahan Jamnalal Bajaj Award, Gus Indra didampingi I Nyoman Sukerta SE (Shanti Sena AGP) dan I Gusti Ngurah Pertu Agung S.Sn M.Ag (Dharma Duta AGP), karena bagi Gus Indra, Shanti Sena dan Dharma Duta adalah penggerak utama Ashram Gandhi Puri.
Gus Indra yang dari 1992 aktif mendampingi Ibu Gedong Oka yang pernah mendapatkan Award yang sama tahun 1994, kemudian Gus Indra sendiri setelah menyelesaikan sarjana ekonomi-nya di Universitas Udayana melanjutkan studi di Institute of Gandhian Studies di Wardha, Maharastra. Selanjutnya ia aktif bersama beberapa aktifis kemanusiaan, seperti Romo Sandyawan Sumardi, Ibu Karlina Supeli, Faisal Basri.
Agus Indra mengembangkan sebuah komunitas Indra Udayana Vedanta Community sejak 6 September 1992 dengan laboratorium sosialnya Shanti Ashram yang berubah menjadi Ashram Gandhi Puri, atas pemberian nama oleh Ibu Gedong Oka. Selanjutnya, pada tanggal 12 Januari 2001 di rumah pemberian orang tuanya di Jln Gandapura 22 Denpasar komunitas itu menjadi Ahimsa Satya Karuna CC United Religions Initiative, berkembang menjadi gerakan muda Gandhi yang bersentuhan langsung dengan anak muda yang menjadikan pendidikan, kemanusiaan dan perdamaian sebagai kekuatan gerakannya.
Perlahan tetapi pasti, dari lembaganya ini lahir anak muda terdidik yang kemudian menjadi bibit kedepan untuk anak muda berkarya, hingga selanjutnya berkembang ke Ashram Gandhi Puri Klungkung dengan mendirikan Indra Udayana Institute of Vedanta yang diresmikan oleh KH Abdurrahman Wahid 20 Agustus 2006. Dari Gerakan Gandhi yang dibangun dari 4 pilar gerakan yaitu Shanti Sena, warga Ashram terpilih yang mendapatkan tempat tinggalnya di Ashram sebagai sebuah family serta mendapatkan pendidikan sampai tamat sarjana.
Dharma Duta adalah warga yang terpilih dan tinggal di luar Ashram tapi aktif mengembangkan pendidikan dan penyebaran nilai Gandhi di luar Ashram. Sthri Shakti adalah perempuan yang menjadikan gerakan Gandhi lebih ke arah pendidikan yang utuh sebagai pengembangan rasa dan nurani, serta Satyagraha sahabat Ashram yang men-suport segala aktifitas dan kegiatan komunitas Ashram Gandhi Puri.
Sejak diundangnya sebagai aktifis mudaini di tahun 1999 telah membuka mata hati Gus Indra akan pentingnya membina kerukunan antarumat beragama. Ketika diundang di PBB pada acara World Peace Summit meeting di New York, World Conference on Religions and Peace di Amman Jordan dan Colaboration of Religions di Vatican City, Gus Indra mulai berkenalan dan menjalin hubungan dengan aktifis perdamaian dunia dan bahkan sempat terpilih menjadi Large Trustee 2001 United Religions Initiative di Rio De Jenairo Brazil
Pergaulan Politik
Dalam politik, walaupun tidak berpolitik praktis, Gus Indra sendiri akrab dengan tokoh seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ibu Megawati Soekarnoputri, Faisal Basri, Jusuf Kalla, Rizal Ramli, Yuddy Chrisnandi, Prof DR Amien Rais yang sering berkunjung ke Ashram Gandhi Puri yang diasuhnya.Tanpa harus larut berpolitik, Gus Indra dan Ashramnya tetap menjadikan politik itu kesantunan untuk kesejahteraan dan kemanusiaan. Yang paling diingat tentunya ketika Gus Indra berhasil menjadi pembangun jembatan komunikasi kembali 2 tokoh bangsa Gus Dur dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang sempat lama tidak bersapa setelah impeachment pada Presiden Gus Dur pada 20 Agustus 2006 di Pura Besakih setelah peresmian Ashram Gandhi Puri-nya di Klungkung.
Lewat kekuatan Doa, Gus Indra aktif mengembangkan Maha Shanti Puja sebagai gerakan Doa Perdamaian dan pertemuan antar iman, menjadi pendoa perdamaian ketika bom Bali, tsunami dan beberapa festival perdamaian selalu aktif terlibat. Lewat tangan dinginnya, Komunitas Ashram Gandhi Puri kini telah melahirkan beberapa sarjana, bahkan sampai tingkat doktoral. Karena baginya, pendidikan adalah akar dari perjuangan Mahatma Gandhi. ”We have adopted Gandhi belief that without a change of heart on the part of the reformers,no real change can be brought about in others”. Doa adalah kekuatan dan pendidikan adalah senjata.
Gus Indra selalu memberi semangat pada anak muda, bahwa perubahan itu harus dan alamiah. Jangan takut salah dan kesalahan masa lalu justru harus jadi cambuk dan pembelajaran. Bangun, bangkit jangan berhenti sampai cita-cita mu tercapai. Karena itu lewat Ashram Gandhi Puri-nya yang sederhana di Klungkung, Gus Indra menebar benih perdamaiaan untuk dunia juga lewat gerakan sporadis dan membangun komunitas kecil di setiap tempat, dan sangat senang hati selama dua tahun didampinginya setiap orang yang ingin membangun Ashram yang disebut sebagai Satyadharma Ashram Movement. Karena ke depan Bali memerlukan komunitas kecil yang aktif membangun solusi untuk masalah sosial lewat pendidikan, ke depan itu akan menjadi mata rantai pembenahan sosial.
Karena itu Gus Indra sampai sekarang tetap aktif menjadi Pembina Yayasan Ari Prshantinilayam Kuta, Dosen Luar Biasa STAHN Gede Pudja Mataram, dan Pergerakan Indonesia bersama Faisal Basri serta Penasehat Yayasan Gema Damai Indonesia bersama Jusuf Kalla, Fahmi Idris dan Wanda Hamidah. Serta gerakan terakhir dikembangkannya di beberapa desa sebagai pendampingan untuk anak muda yang kreatif membangun desanya setelah berinteraksi dengan Ashram Gandhi Puri untuk pembangunan pedesaan, baik itu untuk ekonomi kreatif maupun kesehatan dan ekonomi holistik kreatif yang disebutnya sebagai Sevagram Health Care .
Sebagai sebuah penganugrahan yang bergengsi dari lembaga yang sangat besar di India, tentu acara ini mendapat perhatian luar biasa oleh masyarakat India dan dunia. Acara yang disiarkan secara langsung selama 90 menit di sebuah TV nasiolnal India dan diliput berbagai insan pers adalah juga sebuah dedikasi besar untuk kemanusiaan. Sebelumnya Gus Indra diundang berbicara di berbagai Ashram di India, Chinmaya Nada Bhindu Pune di Chanakya Institute of Leadership, Mumbay University, di mana dari sejak tahun ini diangkat menjadi Visiting Lecture di sana. Dan juga di Gandhi Smarak Nidhi, Mumbay, Mani Bhavan di mana dulu Mahatma Gandhi sempat tinggal dan meragakan kehidupannya sebagai seorang Mahatma. Di hadapan ratusan Gandhian yang rata-rata pernah dekat dengan Mahatma Gandhi dan juga penerus ide dan perjuangannya Gus Indra mengajak menatap masa depan pemuda dunia dengan pola hidup Gandhi sebagai acuan dan inspirasi, di tengah masyarakat global dan konsumtif. Inspirasi Gandhi menelorkan pola hidup yang sederhana dan berakar pada Swadeshi dan Karmayoga akan menghasilkan generasi muda yang Stitha Pradnya berkepribadian mantap.
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar