Dewi Inggita Manohara Duarsa-Jayapura
Apakah semua orang yang bisa membaca, menulis dapat disebut berpendidikan? Kemudian apakah manusia yang berpendidikan hanya karena ia meraih gelar? Ataukah pengajaran yang tidak membina keutamaan adalah sebagai pendidikan? Bila pendidikan hanya dianggap sarana untuk penghidupan, bukankah orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan pun bisa hidup? Tujuan pendidikan bukan sekedar membuat siswa dapat membaca dan menulis; kemampuan yang mendasari pendidikan duniawi. Tujuannya adalah mencapai kemurnian dan ketuhanan. Pendidikan duniawi itu bersifat sementara. Hanya pengetahuan mengenai diri sejatilah yang abadi. Kesadaran diri sejati ini hanya dapat diperoleh dengan bakti dan kasih kepada Tuhan. Manusia lahir untuk memberi teladan kepada dunia, bukan untuk mengumpulkan harta. Uang membuat orang melakukan berbagai perbuatan yang tidak benar. Usahakan agar pikiran dan perasaanmu baik dan suci. Di manakah para raja zaman dahulu yang mengumpukan banyak harta dan menaklukkan berbagai kerajaan? Apa guna kehidupan semacam itu? Manusia harus menempuh kehidupan yang membuatnya abadi.
Bhagavan Sri Satya Sai Baba dalam Puisi Bahasa Telugu yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Orang bodoh membanggakan kecerdasan
dan pendidikannya yang tinggi,
tetapi tidak mengetahui kenyataan dirinya yang sejati.
Apa guna segala pendidikan yang telah ditempuhnya?
Bila manusia tidak dapat melenyapkan sifat-sifat jahatnya?
Semua pendidikan duniawi hanya akan membawa manusia
Menuju perdebatan yang sia-sia,
Bukan kebijaksaan total.
Pendidikan duniawi tidak dapat membawanya
Menuju keabadiaan.
Karena itu, manusia harus memperoleh pengetahuan
Yang akan membuatnya kekal.”
Itulah pendidikan yang benar. Pengetahuan diri sejati akan melindungi seseorang di mana pun berada. Pendidikan yang benar itu membuat semua mahkluk menjadi sahabat. Apa yang sekarang kita butuhkan? Bukan sekedar pendidikan. Pendidikan hanya memberikan pengetahuan dari buku. Ada empat macam pengetahuan. Yang pertama adalah pengetahuan dari buku, yaitu pengetahuan yang dangkal. Yang kedua adalah pengetahuan umum. Yang ketiga adalah pengetahuan pertimbangan untuk membeda-bedakan (yang baik dari yang buruk dan sebagainya). Yang keempat adalah pengetahuan praktis. Namun, seringkali dalam pengetahuan pertimbangan pun orang-orang melakukan kekeliruan.
“Manas anyat, vachas anyat, kamani anyat duratmanam.”
Artinya,
‘Orang yang jahat, pikiran, perkataan, dan perbuatannya berbeda’.
“Manasyekam vachasyekam, karmanyekam mahatmanam.”
Artinya,
‘ Orang yang bajik, pikiran, perkataan, dan perbuatannya selaras.’
Penekanan pada pendidikan dan prestasi akademis semakin dipentingkan yaitu antara prinsip dan pelaksanaan kehidupan spiritual dalam kurikulum pendidikan sehari-hari. Landasan spiritual sangat penting dalam pendidikan. (Pelaksanaan) kehidupan spiritual ini harus timbul dari kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri. Seseorang harus mempunyai kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri. Tanpa keyakinan seperti itu tidak dapat mencapai apa-apa.
“Di mana ada kepercayaan, di situ terdapat kasih.
Di mana ada kasih, di situ terdapat kedamaian.
Di Mana ada kebenaran, di situ terdapat kebahagiaan jiwa.
Di mana ada kebahagiaan jiwa, di situlah Tuhan berada.”
Sesungguhnya tanpa keyakinan, seseorang bahkan tidak dapat mempercayai ibunya. Harus ada kepercayaan. Setelah seseorang percaya bahwa seseorang adalah ibunya, maka kemudian akan mengasihinya. Kepercayaan membawa seseorang menuju Kasih. Kasih akan membawa menuju kedamaian. Kedamaian menimbulkan kebenaran, dan begitu kebenaran terungkap, pasti akan mencapai kebahagiaan jiwa. Kebahagiaan jiwa ini adalah Tuhan. Karena itu, keyakinan sangat diperlukan. Hilangnya keyakinan inilah yang menjadi penyebab sehingga di dunia dewasa ini hanya sedikit orang yang menempuh kehidupan spiritual. Dengan demikian, kayakinan itu penting sekali. Inilah yang diharapkan dari suatu pendidikan yang di landasi oleh suatu keyakinan akan membuat pendidikan itu bertujuan untuk merubah karakter, karena itulah merupakan hakekat dari pendidikan yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar