Oleh I Nyoman Tika
Saat ini konsepsi negara dan agama semakin sering diperbincangkan. Diskursus itu mendapat medium yang subur saat pilkada berlangsung. Seharus dengan sebuah sesanti Bhinneka Tugal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final, dan kita hanya membangun mengisi kemerdekaan untuk mencerdaskan bangsa, mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia. Namun masyarakat kita khususnya elit politik masih menjual isu agama dalam perpolitikan negara, maka muncullah-meminjam konsepsi J.P Chaplin (1968) sebagai karakter “hebephrenia politik“ suatu sifat yang tampak ketolol-tololan yang penuh halusinasi.
Yayasan Dharmasastra Manikgeni
Jumat, 16 Juni 2017
Hebephrenia Politik Dalam Beragama
Rasesvara Saivaisme: Pembebasan Dicapai Melalui Pengetahuan Nafas
Oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda
Rasesvara Saivaisme adalah lebih bersifat ilmu pengetahuan, ketimbang suatu aliran filsafat. Ia tidak mengetangahkan suatu teori metafisika, etika dan efistimologi, tetapi tetap termasuk dalam sistem filsafat.
Agama dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika
Oleh I Nyoman Agus Sucipta
Sapi sebagai Korban Suci
Oleh I Made Sudana
Kerja dan Perang Pada Diri Arjuna
Oleh Luh Sutarmi
Bekerja dan berdoa selalu menjadi hiasan dinding tempat yang sebagai altar motivasi. Disana bergaung beragam dimensi dari bekerja (working). Yakni Bekerja adalah aktivitas yang dilakukan oleh pekerja. Manusia adalah makhluk yang bekerja. Kerja adalah tanda dari kemanusiaannya. Kerja memiliki dinamika dan dimensi yang inheren di dalam dirinya. Salah satunya adalah dimensi fisiologis.
Made Raka Santeri dan Made Titib Menjadi Sulinggih
Dua cendekiawan Hindu pada hari yang sama, Jumat 26 Mei lalu, menapaki dunia spiritual dengan menjalani diksa pandita. Mereka adalah Made Raka Santeri, S.Ag, M.Ag, mantan wartawan Harian Kompas Jakarta. Satu lagi adalah Prof. Dr. Made Titib, mantan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar. Made Raka Santeri langsung menjadi pandita dengan bhiseka Ida Rsi Bujangga Waisnawa Waskita Sari. Ada pun Made Titib masih menjalani proses sebagai Ida Bhawati sebelum dikukuhkan sebagai pendeta sebagaimana ciri perguruan Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi.
Ngenteg Linggih di Pura Sidhi Natha Tandebura Sultra
Pada Purnama Kedasa, 11 April 2017 umat Hindu di Kelurahan Tandebura Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara melaksanakan Ngenteg Linggih Pura Sidhi Natha. Manggala upacara Ida Bagus Aji Raka, S.Pd menjelaskan bahwa Sidhi Natha Tandebura Pura ini didirikan pada tahun 1983 atas swadaya murni umat Hindu yang waktu itu hanya berjumlah 120 KK.
Balai Adat Hindu Kaharingan Terbakar PHDI Tanah Bumbu Berikan Bantuan
Parisada Kabupaten Tanah Bumbu melakukan kunjungan kerja ke Desa Emil Baru, Kecamatan Mantewe, yang merupakan sebuah desa yang terletak di perbatasan dengan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Kunjungan ke desa yang letaknya sekitar 100 Kilometer dari Kota Batulicin itu ditempuh dalam waktu tiga jam dengan medan yang cukup ekstrim. Kunjungan Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Parisada Kabupaten Tanah Bumbu, Ketut Aman, S.H., itu berlangsung pada hari Senin, 24 April 2017 lalu.
Dharmashanti Nasional Tahun Saka 1939 Presiden Jokowi: Masyarakat Indonesia Tidak Harus Diseragamkan
Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo (Jokowi) hadir pada acara Dharmasanti Nasional Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939 di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, pada Sabtu, 22 April 2017.
Selasa, 06 Juni 2017
Percakapan Yaksha dan Yudhistira, Karunia Terbesar Adalah Mengharapkan Kebahagiaan Semua Orang
Berikut ini dialog lengkap antara Yudhistira dengan Yaksha di tepi sebuah danau dalam hutan sebagaimana dikisahkan dalam Itihasa Mahabharata, sebagaimana dimuat en.m.wikipedia.org.
Yaksha bertanya: Siapa yang membuat matahari terbit dan naik di langit? Siapa yang bergerak mengelilingi Matahari? Siapa yang membuat matahari terbenam di cakrawala? Apa sifat sebenarnya dari Matahari dan di mana matahari terbentuk?
Mengenal Makhluk Surgawi Ghandarwa, Yaksha, dan Raksasa
Dalam Purana dan Itihasa disebutkan berbagai jenis makhluk selain manusia, seperti yaksha, gandharwa, apsara, raksasa, naga, dan lain-lain. Mereka disebutkan diberkati dengan kekuatan sihir tertentu.
Menjadi Pendeta yang Nirasraya
Oleh Damuh Karuna Putra
Seorang pendeta adalah pemimpin umat, karena itu dia juga berfungsi sebagai ‘guru’ masyarakat. Dia yang disebut pendeta sebagaimana digambarkan dalam kekawin Dharma Sunya karangan Danghyang Nirartha yang diberi ulasan oleh I Gusti Bagus Sugriwa (1989).
Ambek san wiku siddha tan pakahinan tumutuga ri kamurtinintaya
Tan linggar humenen licin mamepekin bhuwana sahananin jagat traya
Nora n lor kidulin kidul telas ane sua juga pamekas nirasraya
Kewat kewala sunya nirbana lenon luput ananen-anen winarna ya